Salin Artikel

Cerita Medsos Bupati Banyumas, Awalnya untuk Kampanye hingga Jadi Media Interaksi dengan Warga

Di tengah arus informasi yang begitu deras dan cenderung tidak terkendali, akun media sosial (medsos) milik pejabat publik menjadi "jaminan mutu" sebuah informasi yang disampaikan tersebut valid.

Seperti halnya yang dilakukan Bupati Banyumas, Achmad Husein. Dia rutin membagikan informasi dalam bentuk video, gambar dan grafik di akun Instagram dan Facebook pribadinya.

Unggahan tersebut sekaligus untuk menjawab berbagai macam permasalahan atau isu-isu kekinian di tengah masyarakat.

Akun medsos milik Husein pun kini banjir pengikut. Akun Instagram pribadinya @ir_achmadhusein misalnya, kini diikuti 102.000 pengikut, sedangkan halaman Facebook-nya disukai lebih dari 52.000 akun.

Husein mengaku, awalnya kedua akun medsos tersebut dibuat untuk kepentingan kampanye saat maju dalam Pilkada Banyumas 2018.

Inisiasi pembuatan akun tersebut juga terlontar dari anak pertamanya.

"Awalnya sebetulnya tidak begitu tertarik, karena sibuk turun ke bawah. Tapi waktu itu anak pertama ngomong 'Pak kampanye kok anak muda tidak pernah diikutsertakan?' terus gimana caranya? pakai medos katanya, terus anak saya yang instal IG (Instagram) dan FB (Facebook)," kata Husein saat berbincang, baru-baru ini.

Husein mengungkapkan, dua tahun penambahan pengikut di akun medsosnya tidak terlalu signifikan.

Namun sejak adanya pandemi Covid-19, jumlah pengikutnya, terutama di akun Instagram meningkat pesat.

"Sampai akhir 2019 jumlah pengikut hanya 7.000-an, rata-rata penambahan 20 per hari. Setelah ada Covid-19 saya lihat kalau masukkin (informasi) ke IG kok yang komen banyak, makanya waktu ada kasus pertama yang positif saya masukkin, ternyata banyak yang komen, setiap hari (pengikutnya) bisa tambah 1.000 akun," ungkap Husein.

Namun belakangan mengurangi unggahan perkembangan Covid-19 dan mengalihkannya melalui live Instagram sepekan sekali.

"Efektif sekali (untuk menyampaikan informasi), apalagi di FB yang baca bisa sampai 200.000, seperti kemarin waktu soal bansos itu," ujar Husein.

Lantas adakah tim yang mengelola akun medsos tersebut?

Husein mengaku selama ini dikelola sendiri.

Untuk video misalnya, ia membuat video sendiri dengan menggunakan ponsel, mengedit hingga mengunggahnya.

"Saya ambil video sendiri, edit sendiri pakai aplikasi online yang berbayar itu, saya masukkin backsound dari iTunes. Pembuatannya paling 10 menit, kalau untuk mengedit sampai diunggah biasanya butuh waktu satu jam," kata Husein.

Materi video tersebut biasanya dibuat Husein di ruang kerja pribadinya pada sore atau malam hari.

Terkadang, dia juga membuat video saat dalam perjalanan ke luar kota.

"Kebetulan anak saya punya teman, saya biasanya minta tolong sama dia. Dia itu hanya aktif kalau saya tugasin, misal saya masukkin ke IG kok enggak masuk-masuk, kepotong atau apa, tolong dibenerin," kata Husein.

Belakangan, unggahan di media sosialnya lebih variatif.

Tidak sekedar informasi seputar tugasnya sebagai kepala daerah, tapi juga kehidupan pribadinya, seperti budidaya sorgum atau sidat di pekarangan rumah dinas.

Tak jarang, Husein juga membuat give away untuk pengikutnya di Instagram. Misal lomba komentar dengan berbahasa ngapak atau lomba membuat desain masker.

Husein pun juga rajin memantau akun media sosialnya. Sesekali dia berbalas komentar pengikutnya menggunakan gurauan-gurauan ringan.

"Biasanya saya membalas komen-komen saat di dalam mobil, nunggu rapat, saya jawab sendiri, tapi enggak banyak kok, paling 10 atau paling banyak 20 di setiap postingan," ujar Husein.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/25/12111131/cerita-medsos-bupati-banyumas-awalnya-untuk-kampanye-hingga-jadi-media

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke