Salin Artikel

Tutup karena Pandemi, Pasar yang Transaksinya Gunakan Kayu dan Bambu Dibuka Lagi

Pasar yang buka setiap Minggu ini merupakan salah satu pasar tradisi yang ditunggu masyarakat.

Pasar ini menyuguhkan suasana tradisional khas masyarakat lereng Gunung Merapi, mulai dari lapak, kuliner hingga pemandangan puncak Gunung Merapi dan Merbabu.

Uniknya lagi, transaksi di pasar ini harus menggunakan kepingan kayu atau bambu.

Uang ini bisa didapat setelah pengunjung menukarkan uang rupiah di loket yang disediakan.

Di pasar ini pengunjung akan menemukan ragam kuliner asli daerah, seperti kacang godog, tiwul, growol, gathot, cethil, maupun jajanan khas tradisional lainnya.

"Pandemi Covid-19 memaksa kami untuk berhenti beroperasi, sekitar 6 bulan. Terdapat 37 lapak pedagang yang telah rusak karena tak dipakai," ungkap Kepala Desa Banyubiru, Wintoro, Minggu (23/8/2020).

Meski baru dibuka awal 2019, pasar ini telah memiliki daya tarik dan potensi yang unik dari sektor ekonomi dan pariwisata, baik bagi Desa Banyubiru maupun Kabupaten Magelang.

Wintoro menyebutkan perputaran uang di pasar ini mencapai Rp 1,5 miliar sejak 1,5 tahun terakhir.


Manajemen pasar ini dikelola oleh warga desa dalam Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), termasuk para pedagang pasar adalah warga setempat.

Pihaknya pun berharap, setelah dibuka lagi ekonomi dan pariwisata desa bisa menggeliat lagi dari pasar ini.

Dia memastikan protokol kesehatan ketat diterapkan di pasar ini agar tidak menjadi lokasi penyebaran Covid-19.

"Saya berharap kedepan perekonomian masyarakat di sini kembali normal. Dan beberapa kendala infrastruktur yang masih kurang bisa bertahap ditata kembali, tentunya dengan arahan Bupati Magelang," kata Wintor

Sementara itu, Bupati Magelang Zaenal Arifin mengatakan, pandemi Covid-19 telah membawa dampak yang luar biasa bagi sendi-sendi kehidupan, mualai ekonomi, sosial kemasyarakatan, budaya, dan sendi lainnya.

Kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil termasuk di dalamnya para pedagang pasar tradisi, merupakan kegiatan usaha yang perlu mendapatkan perhatian.

Hal ini untuk menumbuhkan semangat kerja dan berwirausaha.

"Sekaligus untuk menumbuhkan kesadaran pariwisata tradisional dan pariwisata alam yang akhir-akhir ini tumbuh dengan pesat," kata Zaenal.

Dikatakan, sebelum mendapatkan izin untuk dibuka kembali, Pasar Tradisi Lembah Merapi telah melalui proses pengecekan dan pemantauan penerapan protokol kesehatan, antara lain terkait ketersediaan fasilitas mencuci tangan, kewajiban pengunjung mengenakan masker, dan harus di cek suhu tubuh sebelum masuk lokasi.

"Kami intruksikan kepada Kepala Disparpora Kabupaten Magelang agar memberikan perhatian kepada para pedagang pasar tradisi semacam ini. Namun kami tetap wanti-wanti kepada para pedagang, pengunjung, dan warga agar tetap mematuhi protokol kesehatan melalui instruksi Bupati Magelang Nomor 3 tahun 2020," tegas Zaenal.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/24/14224221/tutup-karena-pandemi-pasar-yang-transaksinya-gunakan-kayu-dan-bambu-dibuka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke