Salin Artikel

Selama 3 Tahun Siswa SMP di Maluku Harus Belajar di Kelas yang Hampir Ambruk

Bangunan sekolah yang dijadikan tempat belajar mengajar di dusun tersebut dalam kondisi rusak parah dan nyaris ambruk.

Meski kondisi itu sudah berlangsung lama, tapi pemerintah belum juga memperbaiki kerusakan sekolah tersebut.

Dalam kondisi gedung sekolah yang rusak parah itu, aktivitas belajar mengajar di sekolah tersebut tetap berlangsung meski sangat berisiko terhadap keselamatan guru dan siswa.

Rasmin, tokoh masyarakat Dusun Tiang Bendera, mengaku kerusakan sekolah itu telah terjadi beberapa tahun lalu.

“Sudah rusak sebelum gempa besar tahun lalu jadi sudah dua tahun lebih atau tiga tahun, tapi sampai sekarang aktivitas belajar masih di situ,” kata Rasmin kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon seluler, Minggu (23/8/2020).

Rasmin pernah mengabdi di sekolah tersebut sebagai tata usaha sejak lima tahun lamanya.

Menurutnya, meski sekolah tersebut telah dibangun puluhan tahun yang lalu, tapi baru dua kali direnovasi. Padahal ada lima ruangan sekolah yang rusak parah.

Kerusakan sekolah tersebut kondisinya semakin parah setelah gempa mengguncang wilayah tersebut pada September 2019.

Rasmin terkadang sangat merasa khawatir, sebab anaknya juga belajar di sekolah itu.

Namun dia hanya bisa pasrah dan berharap agar pemerintah bisa segera membangun atau merenovasi kembali sekolah yang rusak tersebut.

“Kita khawatir kalau ada gempa lagi atau angin kencang itu berbahaya sekali, jadi harapannya pemerintah bisa secepatnya tangani masalah ini,” ungkapnya.


Penjabat Desa Tahalupu, Amir Dokulamo, mengatakan kerusakan gedung sekolah itu terjadi setelah gempa mengguncang wilayah tersebut setahun yang lalu.

“Itu rusak saat gempa kemarin (2019) itu,” ujarnya.

Meski belum juga diperbaiki, tapi Amir menyebut tim dari Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat telah meninjau sekolah tersebut.

“Tim sudah datang beberapa hari lalu,” ujarnya.

Panggil Dinas Terkait

Anggota Komisi II DPRD Seram Bagian Barat Rusli Sosal mengatakan, akan segera memanggil Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Seram Bagian Barat untuk dimintai penjelasannya terkait masalah tersebut.

Rusli menyatakan akan mendorong pemerintah daerah agar dapat memperhatikan kondisi pendidikan di daerah tersebut.

“Kami sangat berterima kasih atas informasi dari masyarakat atas kondisi SMP Negeri 8 di sana. Tentunya kami akan memanggil dinas pendidikan untuk mendengarkan penjelasan mereka dan kami akan meninjau lokasi sekolah itu,” ujarnya.

Dia menjelaskan setelah mendengarkan penjelasan dari dinas pendidikan dan meninjau langsung kondisi lapangan, DPRD Seram Bagian Barat akan meminta pemerintah daerah untuk memprioritaskan pembangunan sekolah itu segera mungkin.

“Kalau misalnya kondisi sekolah itu sesuai dengan fakta di lapangan maka kami akan mendesak dinas pendidikan untuk memprioritaskan pembangunan sekolah itu di tahun 2021 kebetulan sudah masuk masa tahun anggaran 2020, jadi bisa di masukan ke 2021,” ungkapnya.

Menurut Rusli, salah satu program prioritas Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Barat yakni pembangunan infrastruktur pendidikan.

Karena itu, dia yakin sekolah tersebut akan segera dibangun kembali sehingga warga tidak lagi khawatir dengan kondisi anak-anak mereka yang belajar di sekolah tersebut.

“Karena pembangunan infrastruktur pendidikan itu menjadi fokus utama pemerintah daerah saat ini jadi nanti kita akan kawal,” katanya.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Seram Bagian Barat Nasir Surualy yang berulang kali di konfirmasi Kompas.com via telepon maupun pesan pendek tidak merespons.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/23/15212841/selama-3-tahun-siswa-smp-di-maluku-harus-belajar-di-kelas-yang-hampir-ambruk

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke