Cegah Krisis Pangan akibat Pandemi, Anak Muda Semarang Mulai Bertani

Kelompok yang menamakan Serikat Tani Kota Semarang (STKS) ini mulai memanfaatkan lahan kosong milik warga yang terbengkalai di daerah RT 8 RW 28 Bukit Mutiara Jaya III, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang.

Tanah seluas 2.000 meter persegi itu ditanami beragam jenis tanaman seperti kangkung, ubi ungu, ketela, terong, semangka, cabai, serai dan beberapa jenis lainnya.

Meski sejatinya bukan para petani, tapi sejak awal Mei 2020, kelompok yang beranggotakan sekitar 20 orang ini secara swadaya menggarap lahan tandus hingga layak untuk ditanami.

"Awalnya kami mengelola lahan kecil di daerah itu, lalu mendapat tawaran oleh RT setempat untuk mengelola lahan kosong yang lebih besar, karena tahu kami memang serius bertani," kata Pujo salah satu anggota kelompok kepada Kompas.com, Selasa, (11/8/2020).

Pujo mengatakan berbagai jenis hasil panen tidak hanya dimanfaatkan sendiri oleh anggota kelompok saja tapi juga dibagikan kepada warga sekitar.

"Saat ini fokus kami memang untuk ketahanan pangan secara mandiri, jadi belum untuk dipasarkan," ucapnya.

Terpisah, Ketua RT 8 Widodo mendukung kegiatan bertani yang dilakukan oleh kelompok yang terdiri dari berbagai profesi tersebut.

"Pada awalnya saya tegur karena bukan warga tapi kok menanam disini. Saat itu memang lahannya kecil sekali," kata Widodo.

Namun, akhirnya Widodo menawarkan lahan yang lebih luas untuk digarap.

Tidak hanya mendapat fasilitas lahan, kelompok bertani ini juga mendapat fasilitas listrik dan air bersih serta bantuan uang dari pihak Kecamatan Tembalang.

"Kemarin dapat bantuan uang dari Pak Camat sebesar Rp1 juta untuk beli paralon," tambahnya.