Salin Artikel

Petani di Muaro Jambi Protes Keberadaan Stockpile Batu Bara

Kondisi itu diduga akibat debu batu bara dari stockpile batu bara di sekitar desa tersebut yang menerpa area sawah milik petani.

“Memang debunya tidak tampak, tapi kalau kita jalan di sawah, celana kita pasti hitam-hitam karena debu batu bara tadi,” kata Aminah, salah satu petani perempuan di desa tersebut, Senin (10/8/2020).

Aminah dan petani lainnya mengkhawatirkan keberadaan industri batu bara akan berpengaruh pada hasil pertanian mereka.

Apalagi, terdengar isu pembangunan lokasi stockpile batu bara yang bersebelahan dengan sawah-sawah milik petani.

“Ya, kalau cuma untuk batu atau pasir tidak apa-apa. Tapi kalau untuk stockpile batu bara, kami tidak setuju,” kata Aminah saat ditemui Kompas.com di sawah Desa Kunangan, Kabupaten Muaro Jambi.

Hal tersebut yang kemudian memicu petani untuk ikut aksi penolakan pembangunan stockpile batu bara di Desa Kunangan dan di sepadan Sungai Batanghari.

Selain itu, beberapa stockpile di sekitar Desa Kunangan terletak di pinggir Sungai Batanghari yang satu aliran dengan sumber air PDAM dan air sawah di Desa Kunangan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi Firmansyah mengatakan, stockpile batu bara di sekitar Desa Kunangan diperiksa tiap bulannya.

Khususnya untuk pemeriksaan tingkat ketercemaran sungai oleh stockpile batu bara.

“Terus kita periksa dan pH air yang sampai ke sungai itu harus di atas baku mutu yaitu 6 sampai 9. Sedangkan dari stockpile sekitar ada 6,7,” ujar Firmansyah saat dikonfirmasi.



Dia mengatakan, banyak persyaratan yang harus dipenuhi pemilik stockpile batu bara.

“Mulai dari kontrol air, tinggi batu bara tidak boleh lebih dari 9 meter tumpukkan, termasuk debu harus wajib memakai kondom ketika loading. Kalau tidak ada, maka akan kita berhentikan sampai kondomnya ada,” kata dia.

Terkait PDAM dan sumber air untuk sawah yang satu sumber air dengan pembuangan air stockpile itu, Firmansyah mengatakan, pihaknya selalu melakukan pemantauan dan uji kelayakan melalui pH air.

“Kita lihat tingkat keasamannya (pH) oke, pengolahannya oke. Jika angka keasaman turun di bawah baku mutu, akan kita larang melakukan pelepasan air ke mana pun. Baik ke badan sungai atau pun ke lingkungan sekitar,” kata dia.

Firmansyah mengatakan, di sekitar Desa Kunangan ada 16 perusahaan dan stockpile.

“Kita periksa perusahaan dan stockpile batu bara. Cuma sekarang banyak yang tidak aktif, tapi tetap dilakukan pemeriksaan baku mutu lingkungan,” kata Firmansyah.

Sementara itu, terkait adanya rencana pembangunan stockpile batu bara di desa tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Muaro Jambi masih melakukan pendalaman.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/11/07443031/petani-di-muaro-jambi-protes-keberadaan-stockpile-batu-bara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke