Salin Artikel

Bayi Orangutan 'Hope' Ditinggalkan di Pelepah Sawit, Induknya Dibunuh

Beruntung, transaksi ilegal itu berhasil digagalkan di Desa Sei Musam, Kecamatan Bahorok, Langkat pada Jumat (7/8/2020). Sayangnya, dua orang pelaku berhasil melarikan diri. 

Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wil. V Bahorok, Balai Besar Taman Nasional Gunung Leuser (BBTNGL), Palber Turnip mengatakannya ketika dihubungi via telepon pada Senin (10/8/2020) sore.

Awalnya, pihaknya menerima informasi bahwa ada seseorang yang akan menjual anakan orangutan pada pukul pukul 23.00 WIB.

“Kemarin kami dapat informasi kurang lbeih jam 11 malam, ada seseorang yang akan menjual orangutan di Sei Musam. Kami suruh cek, ketemu di jalan dengan 2 orang pelaku,” katanya.

Namun demikian, melihat ada petugas, kedua orang tersebut langsung kabur dan meninggalkan barang bukti berupa anakan orangutan di dalam kardus di bawah tanaman kelapa sawit dan menutupinya dengan pelepah sawit.

Pihaknya terus melakukan pengejaran namun para pelaku berhasil melarikan diri.

Selanjutnya, anakan orangutan tersebut langsung diselamatkan. Pihaknya kemudian membuat laporan ke Kepala BBTNGL, Jeffry Susyafrianto dan ditebmbuskan ke Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi.

“Dari keduanya kita dapat petunjuk yang sama bahwa orangutan ini harus direhabilitasi dulu sebelum dilepasliarkan,” katanya.

Induknya dibunuh

Palber menjelaskan, pada dasarnya induk orangutan tidak akan melepaskan anaknya dalam kondisi apapun. Karena itu, jika ditemukan ada anakan orangutan tanpa induknya, misalnya dalam kasus perburuan dan perdagangan, maka sudah bisa dipastikan induknya dibunuh terlebih dahulu.

“Sudah pasti dibunuh terlebih dahulu. Kalau tidak, tidak akan dapat itu anakannya,” katanya.  

“Informasinya, mereka dari Aceh bawa anak ou ke rumah keluarganya di Langkat dan (akan dijual) pasti. Umur 1 tahunan, kami kasih nama Hope semoga masih punya harapan,” katanya.  

Dihubungi via telepon, Kepala BBKSDA Sumut, Hotmauli Sianturi membenarkan pihaknya menerima penyerahan anakan orangutan dari BBTNGL.

Menurutnya, karena usianya masih sangat muda, sehingga harus dikarantina terlebih dahulu di Batu Mbelin.

“Sudah dikarantina. Tapi saya ada dikasih kabar bahwa ada tangkapan anak orangutan kemudian langsung dibawa ke Pusat Karantina. Lagipula pola makan kan belum bisa sendiri, memang tak mampu dia hidup sendiri di alam sampai dia besar,” katanya.

Diketahui, anakan orangutan tersebut oleh kedua pelaku dimasukkan ke dalam keranjang lalu dibungkus dengan kardus berwarna cokelat.

Oleh pelaku, kardus berisi anakan orangutan tersebut ditinggalkannya di bawah tanaman kelapa sawit dan agar mengelabui petugas, ditutupi dengan pelepah sawit.

Lokasi ditemukannya anakan orangutan di dalam kardus adalah perkebunan  kelapa sawit dan tidak ada penerangan sehingga gelap gulita. 

https://regional.kompas.com/read/2020/08/10/20393871/bayi-orangutan-hope-ditinggalkan-di-pelepah-sawit-induknya-dibunuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke