Permudah Belajar Online, Universitas Andalas Dirikan Kampus Desa

Hal ini diluncurkan dalam program yang bernama Kampus Nagari.

Saat ini terdapat 15 nagari di daerah terpelosok yang telah bekerja sama dengan Unand.

"Mahasiswa bisa datang ke kantor wali nagari yang dimaksud dengan memanfaatkan fasilitas internet nagari. Tak hanya sampai di sana mahasiswa juga berkontribusi kepada nagari dengan memberikan saran dan pendapat terhadap permasalahan yang dihadapi nagari," terang Ketua Nagari Development Center (NVC) Unand, Erigas Ekaputra, Kamis (6/08/2020) ketika dihubungi.

Erigas yang juga dosen Fakultas Pertanian Unand ini mengatakan, kampus nagari atau desa merupakan program belajar dari rumah yang difasilitasi oleh wali nagari dan didampingi langsung oleh pihak kampus. Sementara untuk fasilitas internet telah dianggarkan melalui dana desa.

"Nantinya mahasiswa akan membentuk Kelompok Belajar Daring (Kobeda) dengan teman di nagari dan memanfaatkan fasilitas layanan internet yang ada di kantor nagari," ujar Erigas.

Adapun 15 nagari yang sudah bekerja sama adalah Talawi Ilia (Sawahlunto), Pasie Laweh (Agam), Alahan Panjang (Solok), Sumaniak (Tanah Datar), Sulit Air (Solok), Pakandangan (Padang Pariaman), Ampang Gadang (Agam), Sungai Pulai (Pessel), Pasir Binjai (Pessel), Lubuk Malako (Solsel), Koto Baru (Solsel), Guguak Malalo (Tanah Datar), Tanjuang Bonai (Tanah Datar), Lawang (Agam), dan Lakitan (Pessel).

Erigas berharap ke depannya kampus nagari atau kampus desa dapat diterapkan di beberapa desa di Sumatera Barat yang jumlahnya mencapai 928 desa, dan bahkan bukan hanya di Sumbar tetapi juga nanti di daerah lain di Indonesia.

Rektor Unand Yuliandri menyampaikan, kampus nagari merupakan langkah yang secara khusus diambil dalam kondisi Covid-19 ini berkaitan dengan mentransformasikan dan menyampaikan bekal pembelajaran untuk anak didik.

"Unand sendiri sudah mengambil kebijakan membantu mahasiswa semasa pembelajaran daring salah satunya bekerja sama dengan Telkomsel. Dengan adanya kampus nagari dapat memudahkan mahasiswa dalam proses belajar daring juga meringankan biaya dalam hal kuota internet," harap Yuliandri.