Salin Artikel

Saat Gas 3 Kg Langka, Ada Rumah Makan yang Gunakan 25 Tabung

Kasi Pembinaan dan Penyuluhan Satpol PP Kota Pontianak Muhamad Ishak mengatakan, terungkapnya satu rumah makan menggunakan 25 tabung gas elpiji 3 kilogram tersebut setelah dilakukan razia yang melibatkan sejumlah aparat terkait.

"Ada satu rumah makan kami temukan 25 tabung elpiji subsidi, sehingga memang benar selama ini pelaku usaha masih banyak yang menggunakan elpiji subsidi yang seharusnya untuk masyarakat tidak mampu,” kata Ishak dalam keterangan tertulisnya, Rabu (5/8/2020).

Menurut dia, padahal rumah makan tersebut telah memiliki omzet mencapai ratusan juta per tahun.

Sehingga, tidak mengherankan kalau dalam dua pekan terakhir, terjadi antrean panjang di pangkalan-pangkalan oleh masyarakat yang akan membeli elpiji subsidi.

"Elpiji subsidi ini masih banyak digunakan oleh pelaku usaha yang tidak berhak tadi, seperti rumah makan, warkop, industri rumahan dan lainnya," ucap Ishak.

Dia menambahkan, operasi atau razia itu digelar terkait dengan informasi dari masyarakat bahwa diduga masih ada pemilik usaha seperti rumah makan, dan warkop yang menggunakan elpiji subsidi itu.

"Penertiban ini sifatnya pembinaan, kepada pelaku usaha yang masih menggunakan elpiji 3 kilogram untuk segera menukarnya dengan tabung elpiji nonsubsidi," ucap Ishak.

Dia menambahkan, penertiban ini dilakukan sesuai dengan Permen ESDM Nomor 26 Tahun 2018 dan Perda Kota Pontianak Nomor 11 Tahun 2019 tentang Ketertiban Umum, yang mengatur usaha yang memiliki omzet di atas Rp 50 juta dilarang menggunakan elpiji subsidi.

"Bahkan pelaku usaha itu bisa diberikan sanksi denda Rp 500 ribu, tetapi untuk sementara waktu kami masih melakukan pembinaan kepada pelaku usaha yang menggunakan elpiji 3 kilogram,” ungkap Ishak.


Sementara itu, Sales Branch Manager Pertamina Wilayah I Kalbar, Farid Akbar menambahkan, dari hasil razia oleh tim gabungan itu, dampaknya sangat efektif.

Pelaku usaha yang tadinya masih menggunakan elpiji subsidi, secara bertahap mulai pindah menggunakan elpiji nonsubsidi, seperti Bright Gas 5,5 kilogram ke atas.

"Hal itu, dibuktikan dengan meningkatnya permintaan elpiji nonsubsidi, dibanding sebelum gencarnya dilakukan razia oleh tim gabungan ini," ujar Farid.

Untuk itu, menurut dia, pihaknya akan terus melakukan razia terhadap pelaku usaha dan lainnya, agar elpiji subsidi memang digunakan oleh masyarakat yang benar-benar berhak saja.

Menurut dia, dengan masih banyaknya para pelaku usaha yang menggunakan elpiji subsidi itu, maka berdampak pada berkurangnya jatah yang tadinya hak masyarakat tidak mampu, tapi masih digunakan oleh yang tidak berhak.

Dia menambahkan, dengan masih ditemukannya hotel, restoran, katering menggunakan elpiji subsidi, maka pihaknya bersama instansi terkait, seperti Satpol-PP dan Diskumdag (Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan) akan terus melakukan razia tersebut.

"Tujuannya adalah, agar elpiji subsidi memang digunakan oleh masyarakat yang benar-benar berhak saja," sebut Farid.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/05/12171031/saat-gas-3-kg-langka-ada-rumah-makan-yang-gunakan-25-tabung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke