Salin Artikel

Membanggakan, Para Alumni ITB Ini Bikin Robot untuk Operasi Jantung Jarak Jauh

Berbagai upaya terus dilakukan salah satunya menjalin kerja sama dengan pebisnis di luar negeri melalui atase perdagangan.

Wakil Menteri Perdagangan Jerry Zambuaga menyontohkan, pihaknya kini mulai menjajaki kerja sama untuk memasarkan berbagai simulator produksi AVS Bandung.

Hasil karya anak bangsa ini diyakini mampu bersaing dengan simulator-simulator buatan luar negeri.

Dia menjelaskan, AVS yang merupakan kumpulan para alumni ITB dan berbasis di Kota Bandung ini berhasil dalam menciptakan berbagai simulator baik untuk kebutuhan militer, medis, hingga telekonferensi.

Sebagai contoh, kata dia, AVS mampu menciptakan virtual body anatomy yang bermanfaat untuk pendidikan kesehatan, khususnya di fakultas kedokteran.

Bahkan, kini AVS pun tengah mengembangkan robot berbentuk lengan yang bisa mengoperasi jantung manusia dari jarak jauh.

"Ini luar biasa. Kita harus apresiasi, harus kita dorong," ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (5/7/2020).

Sesuai dengan tugas Kementerian Perdagangan, dia memastikan akan membuka pasar luar negeri agar produk inovasi dalan negeri terjual.

"Tupoksi kami mendorong dan mengembangkan ekspor nasional. Simulator di sini sangat potensial untuk didorong (untuk dipasarkan di luar negeri)," jelasnya.

Sebagai contoh, pihaknya sudah meminta setiap atase perdagangan negara-negara sahabat yang ada di Indonesia untuk mendata kebutuhan negara masing-masing, terkait produk-produk yang dibutuhkan negaranya.

Selanjutnya, berbagai promosi akan dilakukan dengan langsung mempertemukan AVS dengan pebisnis di negara terkait.

"Kami sudah berkoordinasi, termasuk dengan Indonesia Trade Promotion Center. Dengan jejaring yang kita miliki, kita bisa melihat kesempatan mereka untuk mengembangkan bisnis di sana," imbuhnya.

Meski demikian, Jerry mengakui terdapat kendala untuk membuka pasar ekspor. Salah satunya masalah regulasi yang belum tentu sama di negara tujuan.

Selain itu, menurutnya, juga perlu koordinasi dan sinergi antara pihaknya dengan kementerian terkait lainnya di dalam negeri.

"Ini tantangan, agar kita bisa sinergi dengan kementerian lain," katanya.

Pendiri AVS yang juga lulusan ITB, Rivira Yuana, memastikan produk buatan perusahaannya mampu bersaing dengan buatan luar negeri.

Produk kompetitif

Selain memiliki kualitas yang juga baik, menurut dia, harga simulator buatan AVS juga sangat bersaing.

Sebagai contoh, menurut dia, simulator untuk memasang ring jantung yang digunakan banyak perguruan tinggi di Indonesia berasal dari luar negeri dengan harga yang fantastis.

"Simulator pasang ring jantung dari luar negeri harganya Rp 11 miliar. Padahal kalau dari kita, hanya Rp 6 miliar," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga mampu menciptakan robot tangan canggih untuk membantu dokter dalam operasi jantung.

Dengan berbagai teknologi yang dimiliki, kata dia, dokter bisa mengoperasi jantung pasien dari jarak jauh.

"Dokternya di Jakarta bisa mengoperasi pasien yang di Maluku. Dokternya meng-operate robot itu dari Jakarta," ungkapnya.

Dia menjelaskan, proses pengembangan robot tangan operasi jantung ini sudah mencapai 75 persen.

"Sekarang masuk tahun ke dua, target kami tiga tahun," ujarnya.

Tak hanya itu, dia menyebut pihaknya pun menciptakan aplikasi video konferensi dengan tingkat keamanan yang tinggi.

"Kalau aplikasi biasa password-nya mudah diretas," ujarnya.

Menurut dia, aplikasi ini sudah dipesan oleh Badan Sandi dan Siber Negara.

"Ini untuk kepentingan lembaga negara, karena agar keamanannya baik, tidak mudah diretas," katanya.

Lebih lanjut dia katakan, pihaknya sudah mengekspor simulator seperti ke Filipina. Menurut dia, negara tetangga itu sudah memesan advance simulator untuk digunakan militer.

"Kami juga memproduksi simulator tank, kereta, pesawat terbang," tandasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/08/05/09003061/membanggakan-para-alumni-itb-ini-bikin-robot-untuk-operasi-jantung-jarak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke