Salin Artikel

Derita Aisyah, 15 Tahun Terbaring di Kasur, Ditambah Kulit Mengelupas

Anak tersebut matanya terpejam dan seluruh tubuhnya tertutup selimut. Di samping kepala, ada botol susu yang tinggal separuh dan tisu.

Siti Aisyah (15) nama gadis itu. Seumur hidupnya, dia lumpuh dan menghabiskan hari-hari di kasur. Bahkan untuk berbicara pun tidak mampu.

Deritanya bertambah sejak tiga bulan lalu, kulitnya mengelupas dari kaki hingga kepala.

Ibu Siti Aisyah, Saelah (48) menuturkan anaknya lumpuh sejak berusia empat bulan.

"Selama kehamilan saya selalu periksa, kelahiran juga normal. Aisyah sakit sejak usia empat bulan saat diajak ke hajatan pernikahan," ujar Saelah saat ditemui di rumahnya, Dusun Deres, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang, Rabu (29/7/2020).

Saat itu, ketika Aisyah akan makan tiba-tiba pingsan.

"Padahal tidak tersedak atau apa, tiba-tiba saja tidak bergerak," jelasnya.

Setelah itu, anaknya mendapat perawatan medis selama kurang lebih dua tahun untuk menjalani rawat jalan.

"Tapi karena tidak ada biaya, akhirnya perawatan medis dihentikan. Termasuk pemeriksaan di dokter syaraf," kata Saelah.


Akhirnya upaya mendapatkan kesembuhan Aisyah beralih ke pengobatan alternatif.

Selain itu, Aisyah juga dibawa ke dukun.

Dia mengatakan, Aisyah hanya beberapa kali meninggalkan kasurnya.

"Biasanya habis mandi saya ajak keluar agar dapat sinar matahari, karena kalau kelamaan kasihan juga anaknya," ungkapnya.

Kondisi Aisyah, lanjutnya, juga seringkali berubah. Secara tiba-tiba sekujur tubuhnya bisa kaku seperti kayu.

"Bisa juga langsung lemas seperti tidak ada tulangnya. Kalau tidur betah, bisa dari Magrib sampai pagi," ujarnya.

Soal makanan, Aisyah hanya makan bubur sachet dan air putih yang diberi gula, karena kalau diberi makanan lain perutnya kembung hingga membesar.

Soal penyakit kulit yang diderita anaknya, dia mengatakan terjadi sejak tiga bulan lalu.

Berawal dari pusarnya yang berair, langsung menjalar ke seluruh tubuh dan kepala.

"Kulitnya keras dan mengelupas. Dulu saya bawa ke bidan diberi salep, sempat kering lalu malah menjalar," kata Saelah.

Aisyah merupakan anak kedua Saelah dan Ramlan (55).

Saelah bekerja di pabrik tekstil, tapi sejak sebelum lebaran dia dirumahkan karena pandemi Covid-19.

Sementara Ramlan bekerja serabutan di kebun untuk mencari kayu bakar seharga Rp 12.500 per bongkok.

"Bantuan dari PKH kami dapat, dari posyandu juga rutin memeriksa Aisyah. Kemarin dari Dinas Sosial juga datang. Saya juga punya BPJS dari pabrik," cerita Saelah.

Dia mengaku selalu berharap dan berdoa agar Aisyah diberi kesembuhan.

"Saya juga ingin melihat anak saya seperti orang lain. Bisa bicara, bisa berjalan, dan mandiri," lirih Saelah.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/29/12195461/derita-aisyah-15-tahun-terbaring-di-kasur-ditambah-kulit-mengelupas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke