Salin Artikel

Kisah Orangtua Anggota Geng Klitih Didik Anak hingga Jadi Pramugara

Eri menikah dengan ibu Alfarel pada 2010. Saat itu Alfarel duduk di bangku sekolah dasar.

Menginjak masa SMA Arel, sapaan akrab Alfarel, tergabung di geng sekolah dan beberapa kali ikut tawuran sekolah hingga menjadi joki klitih (kejahatan jalanan).

"Arel sempat tidak naik sekolah saat kelas XI, lalu homeschooling. Jarang sekali komunikasi padahal satu rumah komunikasinya malah pakai WhatsApp," katanya saat ditemui di rumah, Yogyakarta, Jumat (24/7/2020).

Selama Arel homeschooling, Eri sering bertengkar dengan anak tirinya itu.

Sempat terpikir di benaknya untuk melepaskan Arel atau tidak menggubris apa yang dilakukan oleh anak tirinya.

"Sempat ngobrol dengan bundanya kalau akan melepas tidak peduli lagi dengan sikap Arel, tetapi Istri saya menguatkan saya agar tidak putus asa, untuk mendidik Arel," ucapnya.

Setelah itu Eri mencoba perlahan memahami anaknya, dengan memulai menjalin komunikasi secara intensif.

"Bahkan anak saya pernah terpikirkan untuk bunuh diri, lalu saya bawa ke kepolisian dan setelah itu baru terlihat perubahan anak saya. Selain itu juga mulai membuka komunikasi," sebut Eri.

Menurut Eri, pernah satu waktu Arel tertangkap polisi.

Orangtuanya pun harus menandatangani surat pernyataan, Arel tidak akan membuat onar kembali.

"Ternyata anak itu tidak bisa dikerasi orangtua. Harus perlahan memahami apa yang diinginkan oleh anak. Selain itu selalu mendoakan anak agar bisa berubah menjadi pribadi yang lebih baik," katanya.


Usahanya tak sia-sia Arel telah berubah dan menjadi pribadi yang berbeda dari masa-masa SMA. 

Dia berhasil lolos seleksi bekerja sebagai pramugara di salah satu maskapai penerbangan swasta.

"Setelah lulus kami orangtua mengarahkan untuk masuk sekolah pramugara, dan sekarang tinggal tes kesehatan dan tanda tangan kontrak," katanya.

Sementara itu, Arel menceritakan masa lalunya yang tergolong nakal karena ikut dalam geng sekolah hingga terlibat tawuran dan klitih.

"Bahkan sempat menjadi korban klitih dulu saat awal-awal masuk SMA," ucapnya.

Setelah berbagai pengalaman yang dilalui, sampailah pada satu titik dimana dia harus berubah menjadi anak yang lebih baik.

"Saya sempat tinggal dengan paman saya, saat itu mulai merenung dan memikirkan masa depan. Saya tidak bisa seperti ini selamanya, dan perlahan mengubah sikap," katanya.

Arel merasa dulu dirinya adalah pribadi yang tidak berpikir panjang dan gampang emosi.

"Sekarang saya berpikir panjang apa yang saya lakukan merugikan orang lain atau tidak, lebih bisa mengontrol emosi," katanya.

Arel membenarkan saat ini dia tinggal melalui tes kesehatan dan tanda tangan kontak untuk menjadi pramugara di salah satu maskapai penerbangan swasta.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/25/09480531/kisah-orangtua-anggota-geng-klitih-didik-anak-hingga-jadi-pramugara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke