Salin Artikel

Fakta Korban PHK Bertahan Hidup Minum Air Putih, Tetangga Sebut Sering Dapat Bantuan

Padahal dari pengakuan para tetangga, Foarota kerap mendapat bantuan dari warga sekitar.

Pria yang akrab dipanggil Foa adalah seorang satpam. Namun sejak empat bulan terakhr, Foa di-PHK dari tempatnya bekerja.

"Sebelum-sebelumnya masih bisa bertahan, namun tiga hari belakangan kemarin benar-benar sudah memprihatinkan, karena buat makanpun kami sudah tidak ada uang, bahkan kemarin untuk bertahan hidup, saya dan istri hanya minum air putih saja," terang Foa saat ditemui Komaps.com, Rabu (15/7/2020).

Foa tinggal di bersama istri dan tiga anaknya. Anak pertamanya berusia delapan tahun dan naik di kelas dua SD. Sedangkan anak keduanya hendak masuk SD dan anak ketiganya masih berumur empat tahun.

Foa bercerita ia sudah berusaha mendapatkan pekerjaan. Namun hingga kini masih belum mendapatkannya.

Pria 38 tahun tersebut berkata awalnya dia ingin mengojek. Namun motornya rusak dan ia tak memiliki uang untuk mempebaiki motornya. Hingga saat ini, motor Foa masih di bengkel.

Foa juga bercerita jika ia tinggal di rumah kontrakan dan uang sewa tempat tinggalnya belum dibayar karena ia tidak memiliki uang serta pekerjaan.

Menurut Foa, dirinya sudah mendapatkan bantuan baik dari warga sekitar hingga dari pemerintah kabupaten. Namun ia berharap ada dermawan yang memberikan bantuan pekerjaan.

Menurutnya, ia mau bekerja apa saja untuk memperbaiki ekonomi keluarganya.

"Bantuan apa saja saya mau, namun yang terpenting ada orang yang memberikan saya pekerjaan, karena itulah satu-satunya bantuan yang dapat memperbaiki perekonomian saya saat ini," katanya.

Menurutnya selama ini Foa selalu mendapatkan perhatian dari warga sekitar.

"Saya sebagai RT saja kaget, sebab selama ini Foa selalu diperhatikan warga sekelilingnya," kata Soilangon.

Setelah mengetahui kejadian tersebut, Soilangon sempat mengklarifikasi kejadian yang menimpa Foa.

Menurutnya, tunggakan kontrakan Foa selama tiga bulan sudah terbayar termasuk utang Foa di warung depan rumahnya.

"Saya langsung kontak pemeilik rumah dan pemilik rumah mengatakan tunggakan Foa hanya satu bulan bulan tiga bulan. Begitu juga dengan utang di warung depan rumahnya, juga sudah dibayarkan," terang Soilangon.

Ia juga mengaku telah mengajak Foa bekerja sebagai buruh bangunan. Namun Foa masih berharap tetap bekerja sebagai satpam seperti pekerjaan sebelum dia di-PHK.

"Terakhir Foa sudah kami ajak untuk bekerja sebagai buruh bangunan, namun beliau masih berharap bisa bekerja sebagai sekuriti, makanya sampai saat ini Foa belum juga mendapatkan pekerjaan," kata Soilangon.

"Yang jelas kami para warga mengaku kaget dengan apa yang dialami Foa, kami berharap Foa bisa segera mendapatkan pekerjaan sesuai yang dinginkannya," tutup Soilangon.

Soilangon juga memastikan jika Foa dan keluarganya telah mendapatan bantuan dari pemerintah mulai dari tahap pertama hingga tahap ketiga.

Belakangan, keluarga Foa juga mendapatkan bantuan sembako dari Budha Tzu Chi.

Hal senada juga disampaikan oleh Martini. Ia mengatakan warga sekitar merasa telah banyak membantu Foa dan sama sekali tidak menelantarkan Foa beserta keluarganya.

"Kami kaget mendengar informasi ini, sebab selama ini Foa dan keluarganya selalu kami berikan bantuan, meskipun bantuan itu seadanya, paling tidak tetap terperhatikan," kata Martini, warga Baloi Kolam.

Martini juga kecewa dengan pengakuan Foa yang mengatakan sempat tidak makan. Menurut Matini selama ini Foa a mendapatkan makanan dari tetangga meski hanya lontong sayur untuk mereka sekeluarga.

"Tapi ya sudahlah, mungkin itu bisanya mereka dan keluarga. Sebab jika benar-benar ingin mencari pekerjaan, buruh bangunan pun bisa, sebab hampir rata-rata bapak-bapak di sini kerjanya buruh bangunan," terang Martini.

SUMBER: KOMPAS.com (Penuli: Hadi Maulana | Editor: Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2020/07/16/16360031/fakta-korban-phk-bertahan-hidup-minum-air-putih-tetangga-sebut-sering-dapat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke