Salin Artikel

Sederet Fakta Solo Disebut Zona Hitam Corona...

Gugus tugas memiliki alasan khusus perihal penyebutan tersebut.

Lonjakan pada hari itu memang tidak wajar, sementara pemerintah kota menilai masih banyak masyarakat yang menyepelekan ancaman virus Covid-19.

Tambahan 18 orang itu, 15 di antaranya berasal dari klaster tenaga kesehatan (nakes) RSUD dr Moewardi yang merupakan mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Paru Universitas Sebelas Maret (UNS).

Kemudian tiga orang lainnya adalah warga non-nakes.

"Solo tidak pernah mencatat sebanyak ini. Ini Solo sudah zona hitam," kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, seperti dikutip dari TribunSolo.com, Minggu (12/7/2020).

Anggota DPRD Meninggal

Dari tiga orang warga non-nakes tersebut, satu di antaranya adalah anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah dari Partai Golkar, Syamsul Bahri.

Baru ditetapkan positif, malam harinya Syamsul dinyatakan meninggal dunia.

"Tadi malam meninggalnya. Iya, karena terkena Covid-19," kata Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Solo, Bandung Joko Suryono, saat dihubungi Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Syamsul merupakan warga Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo.

Dia sehari-hari beraktivitas di Semarang. Dalam beberapa waktu terakhir, Syamul juga diketahui melakukan perjalanan ke Kediri.

Dengan tegas, pemerintah daerah langsung menutup Alun-alun Kidul Keraton Kasunanan Surakarta hingga batas waktu yang belum ditentukan.

Dilansir dari TribunSolo.com, Penyebabnya ialah banyak pengunjung maupun penjual makanan yang tidak mematuhi protokol kesehatan.

Satpol PP menemukan bahwa pedagang tidak membersihkan alat makan sesuai protokol kesehatan.

"Tidak dicuci dengan air mengalir, alat-alat makan ada potensi droplet di situ dan mencuci tidak pakai air mengalir," kata Kepala Satpol PP Arif Darmawan.

Satpol PP juga melihat masyarakat justru sering berkerumun di sana dan tidak mengenal usia.

"Protap tidak dilaksanakan, banyak yang berkerumun, tidak pakai masker, uyel-uyelan, tidak jaga jarak," ungkapnya.

"Tadi malam mendapati anak usia 3 bulan diajak jajan," tambahnya.

Pedagang tersebut berdomisili di Sukoharjo, sehingga tidak masuk dalam data Pemkot Solo.

"Pasar Harjodaksino mulai besok (Selasa) pagi kita tutup. Ada satu pedagang meninggal positif Covid-19. Pedagang orang Sukoharjo," kata Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo di Solo, Jawa Tengah, Senin.

Penutupan dilakukan selama tujuh hari ke depan. Selama itu, pemkot akan melakukan tracing dan penyemprotan disinfektan.

"Secara indikator Solo belum masuk zona hitam. Zona hitam itu kalau di Solo yang positif itu sudah 60 persen dari total jumlah penduduk," ungkap dia.

Meski demikian, penyebutan zona hitam menurutnya juga tidak berlebihan.

Ia meminta masyarakat semakin waspada dengan virus Covid-19 yang kian meluas.

"Kalau berlebihan sih tidak iya. Tadi saya sampaikan, biasanya tambahannya satu, dua kasus. Lha ini langsung 18 kasus positif," tutur dia.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Solo, Labib Zamani | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian), TribunSolo.com

https://regional.kompas.com/read/2020/07/14/06000001/sederet-fakta-solo-disebut-zona-hitam-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke