Salin Artikel

Unair Bakal Uji Coba Obat Covid-19 di Lamongan

LAMONGAN, KOMPAS.com - Komitmen tim peneliti dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya untuk dapat menemukan obat bagi penderita virus corona (Covid-19) terus berlanjut.

Terbaru, mereka menjadikan Kabupaten Lamongan sebagai salah satu multicenter study uji klinis untuk obat yang bakal mereka temukan.

Dokter Purwati selaku Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Unair saat bertemu Bupati Lamongan Fadeli mengatakan, dalam agenda ini, pihaknya bekerja sama dengan Badan Intelegen Nasional (BIN) dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Rumah sakit di Kabupaten Lamongan menjadi prioritas bersama rumah sakit di Kediri, Pemkot Surabaya dan RSPAD," ujar Purwati, kepada Bupati Lamongan, seperti dalam keterangan resmi yang diperoleh Kompas.com, Kamis (9/7/2020).

Hasil dari apa yang bakal didapatkan, nantinya akan dilaporkan pada BIN dan ditindaklanjuti oleh tim peneliti kepada BPOM serta Kementrian Kesehatan.

Adapun mengenai surat persetujuan pelaksanaan uji klinis secara nasional, sudah turun dari Kepala BPOM kepada Rektor Unair pekan sebelumnya.

Purwati menjelaskan, pihaknya memang sengaja membuat obat dengan cara pintas dalam prosesnya.

Karena bila menunggu adanya obat baru, akan membutuhkan waktu yang cukup lama.

Hal ini dirasa kurang efisien, mengingat jumlah kasus positif terpapar Covid-19 di Indonesia terus bertambah.

Untuk itu, pihaknya bakal menggunakan obat yang sudah tersedia di pasaran saat ini, dengan cara akan dikombinasikan dan dilakukan serangkaian uji coba klinis serta penelitian di laboratorium.


"Kami menggunakan sampel virus Covid-19 yang menjangkit di Indonesia, dan 14 regimen obat (6 senyawa tunggal dan 8 kombinasi)," kata Purwati.

Untuk uji pertama yang akan dilakukan adalah uji toksisitas.

Ini diperlukan untuk mengetahui, apakah obat yang akan dipakai toksis atau tidak untuk sel tubuh pasien.

Kemudian meneliti potensi obat yang digunakan, untuk mengetahui seberapa besar efektivitas obat melawan virus.

Termasuk, efek obat terhadap penghambatan dan penurunan jumlah virus.

"Dari 14 regimen obat, ditemukan lima kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektivitas yang cukup bagus untuk menghambat dan membantu menurunkan perkembangbiakan virus di dalam sel," tutur Purwati.

Lima kombinasi obat yang bakal diteliti itu adalah loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doksisiklin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin, dan hidroksiklorokuin-doksisiklin.

"Hasilnya dapat diikuti bertahap, dari 24 jam, 48 jam dan 72 jam, jumlah virus berkurang hingga tidak terdeteksi," ucap dia.


Keinginan tim peneliti Unair tersebut mendapat sambutan positif Bupati Lamongan, Fadeli.

Ia berharap, tim peneliti Unair dapat segera menemukan obat bagi pasien Covid-19, yang selama ini memang sangat ditunggu.

"Terima kasih atas upaya yang telah dilakukan oleh Unair, BIN, BPOM dan Kementerian Kesehatan. Semoga dengan adanya uji klinis ini segera ditetapkan obatnya dan dapat diproduksi massal," tutur Fadeli.

Tim peneliti Unair telah membawa 100 obat, yang akan segera mereka uji di Kabupaten Lamongan.

Dalam pelaksanaan pengujian klinis nantinya, mereka akan berkoordinasi dengan jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan.

https://regional.kompas.com/read/2020/07/09/20091031/unair-bakal-uji-coba-obat-covid-19-di-lamongan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke