Salin Artikel

"Kalau Memang Lelah, Sudah Tidur di Situ, Istirahat karena Kurang Tidur"

Sutiono telah memakamkan 57 jenazah pasien Covid-19 sejauh ini. Mereka terdiri dari pasien dalam pengawasan (PDP) dan pasien positif.

Dalam sehari, Sutiono bisa memakamkan beberapa jenazah pasien Covid-19. Kadang pemakaman dilakukan pada malam dan dini hari.

Tak jarang, Sutiono dan tim relawan menyempatkan tidur di kuburan untuk menjaga daya tahan tubuh.

"Misalkan gini, ini tidak mungkin balik ke rumah, kalau memang lelah, sudah tidur di situ. Sambil menunggu yang selesai (yang akan dimakamkan lagi). Istirahat, capek karena kurang tidur. Tidur satu jam, di-calling berangkat lagi. Jadi tidak harus ke kantor dulu,” Sutiono saat diwawancara di Gedung DPRD Kota Malang pada Selasa (7/7/2020).

Awalnya, Sutiono sedikit khawatir tertular saat bergabung menjadi relawan pemakaman jenazah pasien Covid-19.

Tapi, ia merasa aman setelah berkonsultasi dengan tim dokter agar tak tertular virus corona baru atau Covid-19.

"Pertama safety, untuk urusan muka harus betul-betul rapat, setelah memakamkan tangan harus dimasukkan ke cairan alkohol 70 persen, hampir setiap hari seperti itu," kata dia.

Awal mula bergabung

Sutiono menceritakan awal mula bergabung menjadi relawan.

Awalnya, Kapolresta Malang Kombes Pol Leonardus Simarmata menginginkan beberapa anggota Polri menjadi relawan untuk memakamkan jenazah pasien Covid-19.

Relawan dari unsur polisi itu diharapkan bisa mencegah penolakan pemakaman jenazah Covid-19.

Saat itu, Sutiono bersedia memenuhi permintaan dari pimpinannya itu.

Dalam menjalankan tugas, Sutiono bekerja sama dengan relawan pemakaman dari public safety center (PSC).

Sutiono dan relawan lain bertugas membawa jenazah pasien Covid-19 dari rumah ke tempat pemakaman yang telah ditentukan dan memakamkannya.

“Kalau (relawan) dari Polresta ada lima orang, enam orang dengan saya. Yang memakamkan saya dengan teman-teman PSC, yang mengggali (kuburan) dari Dinas Pertamanan,” katanya.

Sutiono terkadang kesulitan ketika ada keluarga jenazah yang belum memahami protokol kesehatan.

Akhirnya, mereka harus menjelaskan terlebih dulu tentang protokol pemulasaraan jenazah pasien Covid-19.

“Menjelaskan kepada keluarga bahwa sesuai dengan (diagnosa) dokter, pasien ini menderita Covid-19, kadang-kadang mereka berdebat tapi kita yakinkan kalau ini virus yang menular,” katanya.

Tidak jarang ada keluarga yang meminta jenazah di bawah ke rumahnya terlebih dahulu.

Sutiono dan tim relawan mengizinkan jika ada keluarga yang menginginkan jenazah pasien dibawa ke rumah duka.

Tapi, syaratnya peti jenazah tak boleh dibuka.

“Kalau mereka minta mampir (jenazah di bawah ke rumahnya dulu), monggo tapi jangan dibuka. Kalau keluarga tidak mau di peti, kami siapkan kantong jenazah. Di mobil saya lengkap kantong jenazah itu. Jadi kantong jenazah untuk membawanya saja,” ungkapnya.

(Kontributor Malang, Andi Hartik)

https://regional.kompas.com/read/2020/07/08/14092141/kalau-memang-lelah-sudah-tidur-di-situ-istirahat-karena-kurang-tidur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke