Salin Artikel

Pasca-Bentrokan BLT di Madina, Kaum Pria Diduga Kabur hingga 3 Terduga Provokator Ditangkap

KOMPAS.com - Situasi Desa Mompang Julu, Panyabungan Utara, Mandailing Natal (Madina) sempat memanas setelah penangkapan tiga warga yang diduga provokator kerusuhan beberapa hari lalu.

Menurut polisi, warga Desa Mompang Julu, Panyabungan Utara, nekat memblokade lagi jalan nasional yang menghubungkan Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

"Memang sempat ada aksi blokade jalan yang kedua kali. Namun karena ini sudah melanggar hukum harus kita proses. Dan akhirnya jalan kembali dibuka pada Kamis (02/07/2020) sekitar pukul 18.30 WIB," ungkap Kepala Urusan Humas Kepolisian Resor Madina Bripka Yogi saat dihubungi lewat telepon, Jumat (03/07/2020).


Sementara itu, untuk mengendalikan situasi di desa tersebut, aparat gabungan dikerahkan.

Menurut Yogi, ada sedikitnya 300 personel gabungan dari Polisi, Brimob dan TNI yang disiagakan.

"Iya, sampai saat ini masih terus berjaga. Karena kami akan melakukan penyisiran, olah TKP dan kebutuhan penyidikan. Dan warga yang diduga terlibat kerusuhan, baru tiga orang yang kita amankan," kata Yogi.

Dari penelusuran Kompas.com, aksi blokade kedua sempat membuat jalur nasional lumpuh.

Sejumlah wartawan yang hendak meliput pun mendapat ancaman dari warga.

"Wartawan belum ada yang berani masuk ke Desa Mompang Julu. Sudah ada yang diancam dan diusir tadi. Dan kami tidak mau ambil resiko," kata Syahrul Ramadan, wartawan media lokal setempat.

"Ini masih terus berjaga, situasi lengang namun sedikit mencekam. Belum ada kesepakatan apapun," kata Syahrul.

Dari hasil penyelidikan polisi, setidaknya tiga warga diduga melakukan provokasi saat aksi protes BLT pada Senin (29/6/2020).

Dalam aksi tersebut, massa membakar sejumlah kendaraan, salah satunya mobil Wakapolres Mandailing Natal.

Selain itu, enam polisi menderita luka-luka dalam bentrokan tersebut.

"Ada tiga orang yang kita amankan. Dan itu yang menyebabkan warga kembali memblokade jalan," ujar Kepala Satuan Reskrim Polres Madina AKP Azwar Anas saat dihubungi lewat telepon, Kamis (02/07/2020).


Seperti diberitakan sebelumnya, aksi protes dana BLT yang dipotong dari Rp 600.000 menjadi Rp 200.000 berujung rusuh.

Warga mendesak kepala desa mundur. Senin (29/06/2020) malam.

Mediasi yang dilakukan Camat Panyabungan Utara Ridho Pahlevi didampingi Komandan Koramil dan Kapolsek setempat berhasil meredam setelah kepala desa sudah menyatakan diri untuk mundur dari jabatannya.

"Demikian surat pernyatan Kepala Desa yang sudah bersedia untuk mengundurkan diri yang saya bacakan. Dan kami meminta kepada warga untuk membuka jalan demi kenyamanan kita bersama," ungkap Camat, Senin (29/06/2020).

Pasca-kerusuhan, polisi terus melakukan penyelidikan. Menurut Yogi, hingga saat ini mereka masih melakukan penyisiran para pelaku yang diduga terlibat.

Penysiiran dilakukan oleh 70 personel dari Polres Madina, Ditreskrimum serta Batalyon C Polda Sumatera Utara.

Untuk sementara, hasil dari penyisiran tersebut, polisi tidak menemukan satu pun laki-laki dewasa di desa tersebut.

"Ini kami bersama Pak Kapolres Madina, Wadir Krimum Polda Sumut dan Brimob sedang turun ke lokasi dan melakukan penyisiran. Dan kami tidak ada menemukan satu pun laki-laki di kampung ini," kata Yogi lewat sambungan telepon kepada kompas.com, Jumat (3/07/2020).

(Penulis: Kontributor Padang Sidempuan, Oryza Pasaribu | Editor: Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2020/07/04/06000071/pasca-bentrokan-blt-di-madina-kaum-pria-diduga-kabur-hingga-3-terduga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke