Mudik dari Surabaya, 2 Perantau Positif Covid-19, Satu Orang Meninggal

Salah satu pasien meninggal dunia setelah dirawat tiga hari di RSUD Ponorogo.

“Mereka terpaksa memilih pulang karena fasilitas kesehatan di Surabaya sudah penuh. Setelah dirawat tiga hari di rumah sakit, satu orang meninggal dunia dan satu masih dirawat,” ujar Bupati PonogoroIpong Muchlissoni kepada Kompas.com, Kamis (2/7/2020) malam.

Pasien pria berumur 51 tahun yang tinggal di Kecamatan Mlarak itu sudah dimakamkan dengan protokol Covid-19.

Sebelum meninggal, pria yang bekerja sebagai karyawan pabrik di Surabaya itu mengalami demam hingga empat hari.

Sementara pasien perempuan berumur 22 tahun asal Kecamatan Ngrayun memilih pulang setelah diketahui hasil rapid test  reaktif.

Setibanya di Ponorogo, wanita itu melakukan uji swab dengan hasil positif Covid-19.

Kasus dua pasien positif Covid-19 baru ini menjadikan daftar perantau Ponorogo yang pulang dari Surabaya dalam kondisi terpapar corona terus bertambah.

Hingga saat ini total perantau yang pulang dalam kondisi sakit terpapar Covid-19 mencapai 13 orang, dengan rincian tiga di antaranya meninggal dunia.

Sementara total warga Ponorogo yang terpapar Covid-19 hingga Kamis berjumlah 47 orang.

Rinciannya, 31 sembuh, 13 masih diisolasi di rumah sakit, dan tiga orang meninggal dunia.

Ipong mengatakan, banyaknya perantau yang sakit memilih pulang lantaran saat ini faskes di Surabaya penuh.

Untuk itu Pemkab Ponorogo lebih memilih merawat perantau yang pulang dengan melihat sisi kemanusiaan.

“Karena bagaimana pun mereka adalah warga kita. Jadi mengedepankan kemanusiaan lebih utama dari sekedar ingin dapat status atas Covid-19 ini,” ujar Ipong.

Ipong mengimbau warga Ponorogo semakin disiplin dalam mematuhi protokol kesehatan.

Pasalnya saat ini pandemi corona belum berakhir dan hanya menunggu kelengahan warga yang lalai menaati protokol kesehatan.