Salin Artikel

78 Warga Jabar Meninggal Dunia karena DBD

Dari data Dinkes Jabar, pada Januari 2020 ada 20 orang yang meninggal dunia dari 2.213 kasus DBD yang tercatat.

Kemudian, pada Februari 2020 ada 18 orang meninggal dari 2.479 kasus.

Berikutnya, pada Maret 2020, ada 23 orang yang meninggal dari 2.942 kasus.

Kemudian pada April 2020, ada 10 orang yang meninggal dari 888 kasus.

Selanjutnya pada Mei 2020, ada 7 orang meninggal dari 759 kasus.

"Data DBD Jabar diperoleh hanya dari 14 kabupaten/kota se-Jawa Barat dari Januari-Mei," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jabar Berli Hamdani saat dihubungi, Kamis (25/6/2020).

Menurut Berli, cukup sulit melakukan penyemprotan dengan menggunakan fogging di tengah pandemi Covid-19.

Sebab, mayoritas masyarakat tengah berada di rumah.

"Berbahaya karena yang disemprotkan dengan asap tersebut adalah insektisida," kata Berli.


Untuk itu, ia mengimbau agar warga bisa menerapkan sistem kewaspadaan dini dan respons (SKDR).

Pencegahan DBD bisa dilakukan dengan mengecek tempat yang berpotensi jadi sarang jentik nyamuk.

Bisa pula dengan obat larva seeding atau memelihara ikan predator alami apabila memiliki kolam.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani Rodye menyebut, sembilan orang di wilayahnya meninggal dunia karena DBD.

"Bulan Januari kasus DBD mencapai 248 orang; Februari 330 orang; Maret 479 orang; April 385 orang; dan Mei 306 orang," kata Rosye.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/25/20005841/78-warga-jabar-meninggal-dunia-karena-dbd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke