Salin Artikel

Serba-serbi PPDB Jabar, dari Harus Online, Sosialisasi Lewat V-Con, hingga Masalah Sinyal

Berbagai permasalahan pun muncul dari mulai saat proses pendaftaran hingga pengumuman. Karena, ada pola baru yang dibangun dalam PPDB Jabar tahun ini.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan wilayah XI Jawa Barat, Asep Sudarsono mengakui, banyak masalah dalam PPDB tahun ini karena penerapan pola-pola baru dalam pendaftaran siswa.

Salah satunya adalah, pelaksanaan pendaftaran yang dilakukan lewat sekolah asal (SMP) siswa.

“Sebetulnya, baru tahun ini pelaksanaan PPDB diserahkan ke SMP, dengan maksud agar anak yang daftar ke SMA itu tidak usah datang ke SMA, silahkan dari SMP masing-masing, daftar online bisa, offline bisa,” jelas Asep saat ditemui, Selasa (23/06/2020) siang di ruang kerjanya.

Pola baru, masalah baru

Pola baru melibatkan SMP dalam pendaftaran, ternyata memunculkan masalah baru. Salahsatunya adalah sosialisasi yang kurang maksimal karena harus melalui Video Conference (V-Con). Karena, tidak semua sekolah ternyata memiliki sarana untuk melakukan V-Con.

“Karena sosialisasi melalui V-Con, beberapa kali mengundang kepala dinas pendidikan (kabupaten), MKKS SMP, tapi tidak semua sekolah memiliki sarana untuk itu (V-Con), akhirnya ada informasi yang belum sampai,” katanya.

Sosialisasi lewat V-Con, dirasa Asep kurang maksimal. Karena, terkadang begitu dimulai, ternyata hanya cukup disetelkan saja perangkatnya, sementara orangnya pergi entah ke mana.

Hingga akhirnya, informasi penting yang seharusnya mereka (sekolah) dapatkan, tidak sempat didengar.

“Itu kendalanya di V-Con sebetulnya seperti itu, akhirnya tidak merata informasi itu (PPDB online),” katanya.


Pakai V-con, sosialisasi tak maksimal

Karena merasa sosialisasi tidak maksimal, Asep pun mengaku setiap hari harus memeriksa langsung dari sistem PPDB yang ada untuk mengetahui berapa banyak siswa yang telah mendaftar ke sekolah-sekolah.

Sampai, dirinya menemukan ada sekolah yang saat pendaftaran PPDB online telah ditutup, hanya ada tiga siswa yang mendaftar.

“Saya lihat di sistem kami berapa orang yang daftar, setelah ditanyakan kenapa hanya tiga orang yang daftar, ternyata ada kendala, itu di wilayah selatan (Garut) tidak ada internet, akhirnya dibantu hingga banyak juga yang offline (daftar),” katanya.

Berkaca dari pengalaman PPDB online saat ini, menurut Asep sistem pendaftaran online itu, memang bisa dibilang ideal untuk menghindari kerumunan orang.

Susah sinyal

Namun, di Garut hal ini bisa berbeda karena ada daerah yang susah jaringan internet karena sinyal.

“Online itu ideal dalam rangka tidak kumpul banyak orang, tapi kan di Garut beda, sampai ada candaan, kalau beli HP sama sinyalnya,” katanya sambil tersenyum.

Selain soal sosialisasi tidak maksimal dan jaringan internet yang lemah di daerah Selatan Garut, Asep juga mengeluhkan soal tidak menyebarnya akun untuk mendaftar yang telah dibagikan ke sekolah-sekolah asal (SMP).

Karena, proses pendaftaran dilakukan lewat akun yang telah dibagikan oleh Dinas Pendidikan Jawa Barat.

“Ada SMP yang SMA-nya ada, oleh SMP ini tidak diberikan akun itu, supaya (siswa) sekolah tetap disana. Tapi kita Disdik Jabar juga memberikan akun-akun itu ke SMA. Kewenangan memilih sekolah bukan SMP (sekolah asal), tapi orangtua siswa,” katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2020/06/23/19120021/serba-serbi-ppdb-jabar-dari-harus-online-sosialisasi-lewat-v-con-hingga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke