Salin Artikel

Pasar Andir Sediakan Kapsul Isolasi Darurat Jika Pengunjung atau Pedagang Ada Gejala Covid-19

“Keinginan dari pedagang dan pelanggan agar ekonomi mereka bisa kembali bergulir itu tentu ada. Tetapi yang kami salut mereka mau memahami sekaligus kooperatif dengan sabar menunggu momen tepat, dan bersedia aktif menjalankan cara baru berkegiatan,” kata Wakil Manajer Operasional PT APJ Alex Ferdian dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (23/6/2020).

Alex menjelaskan, salah satu inovasi yang dilakukan pihaknya untuk penanganan Covid-19 adalah menyediakan kapsul isolasi yang akan digunakan jika ditemukan orang dengan gejala Covid-19 baik pengunjung atau pedagang sebagai tindakan kedaruratan sebelum petugas medis datang.

"Di dalam kapsul ada sistem sterilisasi udara yang ke luar, CCTV, TV, interkom, kran air minum, meja lipat, empat belalai tangan, dua lampu, stop kontak, WiFi, bantal berbelah untuk telinga, gordyn, setelan kasur bagian atas, rak laptop hingga rak baju," jelas Alex.

Alex mengatakan, tersedianya kapsul isolasi dengan dimensi tinggi satu meter dan lebar 80 sentimeter serta panjang  2 meter ini merupakan kerjasama dengan perusahaan swasta spesialis bidang kesehatan. Dengan tersedianya kapsul isolasi ini, para pengunjung dan pedagang Pasar Andir Trade Centre diharapkan tidak khawatir.

Alex memastikan, beberapa minggu sebelum dibukanya kembali Pasar Andir, pengelola telah melaksanakan simulasi adaptasi baru aktifitas pasar sebanyak 3 kali. Simulasi itu diikuti para pedagang dan dikawal langsung oleh Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kota Bandung. Untuk memudahkan pengawasan, akses masuk ke gedung pasar 4 lantai itu dipersempit dari 36 pintu menjadi hanya 4 pintu.

Selain itu, pengunjung dibatasi dengan total jumlah orang yang boleh ada di dalam Gedung pasar hanya 30 persen. Lalu lintas manusia diatur dengan hitungan alat checker. Sebelum masuk ke dalam pasar,  petugas memeriksa suhu tubuh dan meminta pengunjung terus menggunakan masker selama di dalam pasar.

Kemudian, antrean pengunjung diberi jarak dengan penyediaan tempat duduk di akses masuk. Anak kecil di bawah 12 tahun, pengunjung dengan gejala batuk serta demam, dan pelanggan yang tak mengenakan masker, dipastikan tidak diperbolehkan masuk.


Di dalam gedung, lebih dari 2.200 kios fesyen diperkenankan membuka lapak dengan aturan berdasarkan nomor kios ganjil-genap setiap hari bergantian. Dengan begitu, kios satu dan lainnya dipastikan bisa berjarak.

"Pengunjung diwajibkan menghindari tapak lantai yang telah diberi tanda untuk mengatur jarak antarmanusia. Disiagakan petugas di setiap lantai gedung untuk mengarahkan para pengunjung sekaligus menegur jika terjadi ketidaktertiban," ungkap Alex.

Pedagang pun diminta untuk mendesain kiosnya agar tidak membuka ruang kerumunan. Di beberapa kios yang luas, pedagang hanya boleh melayani dan menunggu pelanggan di meja kasir berpenghalang plastik. Waktu berkunjung juga dibatasi.

Simulasi ini dilakukan berulang sebelum akhirnya pasar mulai dibuka pada 13 Juni 2020 lalu. Gaya terapan baru ini juga hasil urun rembuk bersama perwakilan pedagang. 

“Sejauh ini semuanya berjalan lancar. Semua saling menjaga diri. Kami sangat berterima kasih kepada pedagang karena mau bekerja sama dengan mementingkan kepentingan bersama,” tandasnya.

Perwakilan pedagang Pasar Andir Trade Center, Nono (51) selama 3 bulan terakhir dampak pandemi Covid-19 sangat merugikan para pedagang. Meski diperkenankan berjualan dengan syarat-syarat dan aturan yang ketat, para pedagang siap menjajaki kegiatan ekonomi pola baru meski hasilnya belum terlalu ramai.

“Sekarang mulai terlihat ada geliat ekonomi. Para pedagang terus diberi penjelasan tentang resiko keselamatan yang harus ditanggung selama covid. Modal untuk perangkat keselamatan seperti plastik penghalang tak seberapa. Yang penting semua saling menjaga jarak demi kesehatan supaya usaha bisa terus berjalan,” kata Nono.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/23/13055571/pasar-andir-sediakan-kapsul-isolasi-darurat-jika-pengunjung-atau-pedagang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke