Salin Artikel

Sering Dengar Teriakan dan Tangisan di Rumah Terapi Autis, Warga Setempat Keberatan

Pasalnya warga mengaku seringkali mendengar suara teriakan pengasuh maupun tangisan anak didik di tempat tersebut.

Warga diresahkan dengan metode yang digunakan di rumah terapi itu.

Ia dan warga lainnya kerap mendengar pengasuh berteriak, tak jarang disusul suara tangisan anak.

"Seperti suara teriakan dari pengasuh yang membuat warga bertanya apa (metode) cara mengajarnya seperti itu, belum lagi adanya suara tangisan dari anak didiknya," kata Suparti.

Hal itu memicu rasa kasihan warga.

"Sebenarnya warga di sini tidak mempermasalahkan anak didiknya, tapi metode yang dilakukan itu yang membuat warga tak tega, kasihan," tutur dia.

Meski telah ditanya oleh warga, kata Suparti, pengelola tak pernah memberitahukan metode mereka.

Tak ada izin

Di sisi lain, rupanya tempat terapi itu disebut belum pernah memberikan izin pada pengurus RT setempat.

Menurut Ketua RT Djoko Sulistyono, praktik rumah terapi itu berlangsung sejak enam tahun lalu.

Namun memang, pengurusnya dianggap tak komunikatif terhadap warga sekitar.

"Saya juga sempat tanya kepada RT sebelum-sebelumnya, dan mereka juga menjawab tidak pernah menerima izin tersebut. Kalau orang Jawa itu ya unggah-ungguhnya itu lho mas, baru kemarin saat warga ramai (mempermasalahkan) kami diberi tahu," jelasnya.

Warga pun semakin resah lantaran setiap ada orang baru datang tak pernah ada pemberitahuan, padahal saat itu PSBB tengah diterapkan.

Terkait cara terapi, ia mengatakan menggunakan berbagai metode.

"Untuk metode kami memakai beberapa metode, menyesuaikan dengan kebutuhan anak, karena masing-masing anak beda kasus. Ada ABA (Lovas), Floor Time, Glendoman dan beberapa metode lain disesuaikan kondisi anak," ujar Aminah saat dikonfirmasi terpisah.

Sumber: Kompas.com (Penulis : Kontributor Gresik, Hamzah Arfah | Editor : Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2020/06/13/10501801/sering-dengar-teriakan-dan-tangisan-di-rumah-terapi-autis-warga-setempat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke