Salin Artikel

Hanya Bisa Diakses Lewat Manado, Kepulauan Sitaro Nihil Kasus Covid-19

Sejak wabah virus corona mewabah di Indonesia pada Maret 2020, Gugus Tugas Covid-19 Sitaro sempat merawat ada empat pasien dalam pengawasan (PDP).

Tiga di antaranya sudah dipastikan tidak terinfeksi virus corona setelah sampel liur tenggorokannya diperiksa dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Sedangkan satu pasien lainnya meninggal dunia. Pasien ini belum sempat diperiksa sampel lendir tenggorokannya, tapi pemakamannya dilakukan sesuai prosedur Covid-19.

Letak Sitaro yang berada di kawasan kepulauan barangkali ikut menghambat penyebaran virus ke sana.

Bupati Sitaro Evangelian Sasingen mengatakan, untuk sampai ke daerahnya hanya ada satu akses yaitu dengan kapal ferry dari Manado, ibu kota Sulawesi Utara.

Saat Covid-19 mulai merebak di Manado, Evangelian tidak menutup akses keluar masuk ke daerahnya.

Namun, jumlah kunjungan orang ke Sitaro berkurang sendirinya karena perusahaan pelayaran yang mengurangi operasionalnya.

Kesadaran masyarakat yang baru kembali dari luar Sitaro, dianggap Evangelian juga turut membantu tidak adanya penularan virus corona.

"Ini karena kasadaran masyarakat tidak keluar daerah. Apabila memang ada tugas penting keluar Sitaro, saat orang itu balik Sitaro dia harus masuk rumah tunggu selama dua minggu dan tidak bisa beraktivitas di luar," kata Evangelian saat dihubungi Kompas.com, Senin (8/6/2020).


Meski dibantu letak geografis yang terpisah dari Pulau Sulawesi, Pemerintah Kabupaten Sitaro juga melakukan beberapa langkah untuk mencegah virus corona menyebar.

Salah satunya adalah imbauan yang disampaikan masyarakat di rumah ibadah.

"Contohnya, jemaat tidak berpegang tangan maupun cipika-cipiki," kata Evangelian.

Evangelian juga membentuk Gugus Tugas Covid-19 hingga ke tingkat desa yang bertugas untuk mengajak masyarakat menerapkan protokol pencegahan penularan virus corona.

Pemerintah Kabupaten Sitaro juga berusaha tidak membebankan masyarakat untuk mencegah virus corona menular.

Semisal untuk kewajiban penggunaan masker selama berada di luar rumah, sebelum kewajiban itu diterapkan, Evangelian membagikan penutup mulut dan hidung itu secara gratis terlebih dahulu.

Setiap rumah di Sitaro, diklaim Evangelian, juga sudah punya tempat mencuci tangan.

"Tempat cuci tangan diletakkan di depan rumah. Kalau di tempat umum, Pemkab Sitaro yang menfasilitasi," katanya.

Evangelian pun sudah menyiagakan sejumlah petugas untuk menjaga kedisiplinan warga menjalankan protokol kesehatan di fasilitas umum.

"Jika tidak memakai masker maupun face shield, maka tidak bisa masuk. Di pasar ada petugas, jika di dalam pasar sudah cukup banyak, yang lain menunggu agar tidak terjadi kerumanan," ujarnya.

Belum Mau Terapkan New Normal

Meski Kepulauan Sitaro hingga kini nihil kasus Covid-19, Evangelian belum menerapkan kenormalan baru atau new normal di daerahnya.

Pasalnya, Kota Manado yang jadi satu-satunya pintu masuk ke kawasan kepulauan itu masih terus mengalami peningkatan kasus orang terinfeksi virus corona.

"Saya tidak ingin gegabah menerapkan new normal. Karena indikator kita adalah Manado. Kalau kasus di Manado masih terus naik, kita tidak mungkin new normal, apalagi akses utamanya Sitaro ke Manado," jelasnya.

Hingga kini, sekolah di Sitaro masih diliburkan. Warga Sitaro yang sedang merantau juga masih diminta tidak pulang kampung hingga wabah berakhir.

https://regional.kompas.com/read/2020/06/09/03424371/hanya-bisa-diakses-lewat-manado-kepulauan-sitaro-nihil-kasus-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke