Salin Artikel

Ini Kisah di Balik Rompi Kerja Covid-19 ala Ridwan Kamil

Salah satu yang menarik adalah rompi kerja Emil, sapaan akrabnya, yang selalu menempel selama kegiatan penanggulangan Covid-19.

Dari mulai konferensi pers, hingga agenda blusukan.

Ditemui di sela kegiatannya, Jumat (5/6/2020), Emil bercerita, rompi itu punya citra orang lapangan.

Selama pandemi Covid-19, ia ingin memperlihatkan jika pemerintah bekerja maksimal tak hanya di balik meja, tapi terjun langsung ke lapangan.

Rompi mencitrakan pekerja lapangan

"Jadi saya pakai rompi karena rompi itu citranya orang lapangan, dari insinyur hingga tukang ojek. Karena itu saya berkomitmen karena selama Covid gubernur siaga satu jadi akan pakai rompi terus sampai pandemi ini dideklarasikan selesai," tutur pria dua anak ini.

Suami dari Atalia Praratya ini mengatakan, rompi tersebut merupakan sumbangan dari Eiger, perusahaan apparel outdoor asal Kota Bandung.

Pada awal pandemi, ia kerap mengenakan rompi warna hijau. Rompi tersebut merupakan atribut dari organisasi kerelawanan Jabar Bergerak yang diketuai oleh istrinya.

Belakangan, ia mulai mengenakan rompi berwarna biru tua yang dibuat khusus untuk Gugus Tugas Penanggulangan Covid-19 Jabar.

"Jadi warna resminya biru tua. Kalau pakai hijau karena saat itu rompi gugus tugas lagi produksi. Kalau hijau Jabar Bergerak lebih ke relawan. Karena saya berada di gugus tugas, maka ada lambang yang menyesuaikan identitas jabatan, ada lencana dan lain-lain," ungkapnya.

Sumbangan Eiger, perusahaan lokal Bandung

Emil pun tak merasa jadi alat promosi. Sebab, barang tersebut bersifat sumbangan dari perusahaan lokal.

Ia pun menganggap wajar jika ada merek perusahaan yang ikut terpajang bersama atribut jabtannya.

Apalagi rompi itu hanya digunakan oleh para pejabat di gugus tugas.

"Kan saya gak mempromosikan langsung bahwa di dalamnya ada sablonan (merek) ya wajar masa mau dicabut. Digugus tugas juga hanya ketua divisi saja, jadi ya lumayan menghemat juga," ucapnya.

"Ini penjual namanya Muhammad juga. Dia DM saya, berterima kasih karena barangnya diposting jadi banyak yang beli. Sebelumnya dia izin ke saya tap gak kebaca," kata Emil.

Meski rompi tersebut edisi terbatas, ia menyebut rompi tersebut dijual bebas. Namun, dengan warna yang berbeda.

"Kayaknya ada dijual. Tapi yang warna ini (biru tua) enggak sepertinya," ujar Emil.

Emil tak keberatan para entrepreneur menjual namanya untuk menarik para pelanggan selama sesuai syariat dan memiliki imej baik.

Senang jika usaha rakyat jadi laku

Sebab, beberapa pelaku usaha kecil menengah juga menggunakan namanya untuk memikat pelanggan.

"Makanya saya kasih syarat, selama bisnisnya baik tak melanggar syariat ya gak apa-apa. Yang saya tahu yang pakai nama saya ada tukang cukur di Jogja, tukang tambal ban, warung mie di Depok, pecel lele di Garut," katanya. 

"Intinya kalau itu membuat usaha rakyat kecil laku saya senang saja. Bagusnya mah minta izin dulu, saya izinkan juga tapi saya ingin beri batasan ini citranya baik atau buruk."

"Kalau bebas mah nanti bisa aja ada kondom Ridwan Kamil," canda Emil.

Dorong UKM lokal

Bahkan, ia pun sering mendukung produk lokal dengan mempromosikan lewat foto dengan gaya memegang produknya.

Namun, ia tetap berkomitmen tak mengunggah promosi produk di akun Instagram pribadinya.

"Kita menyadari UKM terpuruk. Hasil riset penurunan hampir 70 persen sehibgga UKM butuh kreativitas agar laku. Saya menemukan ada UKM yang minta endorse biasanya saya bantu dalam bentuk foto atau video, ada cireng, baju, topi," kata Emil. 

"Contoh tukang cukur saya dia jualan tas saya promosikan. Tapi saya gak promosikan di akun saya karena itu melanggar apa yang saya niatkan. Jadi ngendorse itu sudah ratusan, tiap acara suruh pegang barangnya difoto," tutur Emil.


Ridwan Kamil berniat museumkan Rompi Kerja

Mengingat pandemi Covid-19 jadi riwayat penting dalam kariernya, ia pun berniat memuseumkan rompi tersebut bersama piala dan karyanya selama menjadi Wali Kota Bandung dan Gubernur Jabar.

"Pokoknya mah pandemi Covid ini sejarah luar biasa dalam hidup saya khususnya. Saya nanti mau simpan di ruang khusus karena perjalanan saya di wali kota hingga gubernur kan piala banyak, artefak juga. Sekarang disimpan di gudang," ucap Emil.

Ia berharap, dengan hadirnya museum pribadi ragam capaian yang mewarnai perjalanan hidupnya bisa dilihat para generasi mendatang.

"Jadi generasi nanti melihat ngapain saja selama bertahun-tahun. Saya lagi bangun (museum) itu. Nanti bab covid mah khusus ada di museum. Juga saya punya gagasan suatu hari membangun tempat untuk berterima kasih ke tenaga kesehatan," jelasnya. 

https://regional.kompas.com/read/2020/06/05/13435771/ini-kisah-di-balik-rompi-kerja-covid-19-ala-ridwan-kamil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke