Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Surabaya bisa Jadi Seperti Wuhan, Jika... | Malang Raya Jelang New Normal

KOMPAS.com - Unggahan seorang pasien Covid-19 yang tengah menjalani isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Masohi, Maluku Tengah, menjadi viral.

Pasien yang berinisial AZT itu mengaku mendapatkan perlakukan tak layak.

Salah satunya, selama 30 hari jalani isolasi tak pernah diberi kesempatan keluar kamar untuk berjemur sinar matahari.

Selain itu, sikap warga Surabaya yang tidak disiplin mengikuti protokol kesehatan juga menjadi sorotan pembaca.

Tim Gugus Tugas Covid-19 di Surabaya menjelaskan, nasib Surabaya bisa jadi seperti Kota Wuhan jika warganya tak disiplin.

Berikut ini berita populer nusantara secara lengkap:

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur dr Joni Wahyuhadi mengatakan, Surabaya bisa menjadi seperti Wuhan jika warganya tidak patuh terhadap protokol kesehatan.

Alasannya, kondisi saat ini mayoritas kasus Covid-19 di Jawa Timur ada di Surabaya.

Selain itu, sikap warga yang tak patuh aturan protokol kesehatan juga memicu transmission rate Covid-19 di Surabaya.

"65 persen Covid ada di Surabaya Raya. Ini tidak main-main, Surabaya bisa jadi Wuhan kalau warganya tidak disiplin," kata Joni, Rabu.

Baca selengkapnya: "Surabaya Bisa Jadi Wuhan kalau Warganya Tidak Disiplin"

Puluhan warga negara asing (WNA) di Bali nekat gelar pesta di tengah pandemi corona.

Mereka pun terpaksa dibubarkan karena ni dinilai tidak mematuhi imbauan pemerintah untuk physical distancing dan mengganggu warga setempat.

"Kita bubarin sekitar 10 orang bule, karena dilaporin wajib kita cek karena tetangganya terganggu. Pagi (Rabu) mereka sudah dikeluarkan oleh yang punya tempat (vila)," kata Kepala Satpol PP Badung I Gusti Agung Kerta Suryanegara saat dihubungi, Kamis (28/5/2020).

Baca selengkapnya: Lagi, Puluhan WNA Tepergok Berpesta di Bali, Berteriak Tak Jelas Sambil Konsumsi Miras

Menurut Jubir Pelaksana Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Probolinggo Anang Budi Yoelijanto, FS dinyatakan reaktif berdasarkan hasil rapid test.

Lalu, sembari menunggu hasil tes swab keluar, FS melakukan isolasi mandiri di desa setempat.

Setelah hasil tes keluar dan dinyatakan positif, petugas medis segera menjemput FS.

"Terus, saat hasil tes swab-nya keluar dan FS positif. Saat Tim Gugus Tugas Kecamatan Tiris menjemputnya di desa, Selasa (26/5/2020), dia sudah tidak ada di rumah dan kabur," kata Anang saat dihubungi Kompas.com, Rabu (27/5/2020) malam.

Baca selengkapnya: Sebelum Kabur ke Bali, Pasien Positif Corona Ini Sempat Salaman dengan Tetangga Saat Lebaran

Menjelang fase new normal, wilayah Malang Raya akan memberlakukan masa transisi sebelum memasuki fase new normal.

Masa transisi itu akan berlangsung selama tujuh hari setelah penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir pada Sabtu (30/5/2020) nanti.

"Transisi yang kita ambil adalah tujuh hari. Kita akan lihat dan akan kita evaluasi selama tujuh hari. Mudah-mudahan setelah tujuh hari itu nanti masuk ke new normal life," kata Wali Kota Malang Sutiaji usai rapat dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Rabu (27/5/2020) malam.

Baca selengkapnya: Sebelum New Normal, Malang Raya Jalani Masa Transisi Selama 7 Hari

Jubir RS Royal Surabaya dr Dewa Nyoman Sutanaya mengatakan, dokter pemilik akun @cakasana merupakan salah satu dokter yang bertugas di IGD.

Dewa menjelaskan, pihak rumah sakit tidak bertanggung jawab atas unggahan tersebut.

"Pihak Rumah Sakit Royal Surabaya tidak bertanggung jawab terhadap apa pun yang menjadi pendapat atau pernyataan pribadi karyawan rumah sakit di media sosial maupun media lainnya," kata dia.

Baca selengkapnya: Viral Cuitan Dokter soal Bobroknya Penanganan Corona di Surabaya, Ini Fakta Lengkapnya

(Penulis: Kontributor Bali, Imam Rosidin, Kontributor Probolinggo, Ahmad Faisol, Kontributor Malang, Andi Hartik | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/29/05400041/-populer-nusantara-surabaya-bisa-jadi-seperti-wuhan-jika--malang-raya-jelang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke