Salin Artikel

Seorang Pedagang Meninggal Reaktif Covid-19, Pasar Kebun Semai Palembang Ditutup

Direktur Utama PD Pasar Palembang Jaya Abdul Rizal mengatakan, penutupan dilakukan setelah menggelar rapat bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Selatan bersama perwakilan TNI dan Polri.

Penutupan dilakuakn untuk mencegah potensi penyebaran virus corona baru atau Covid-19.

"Jadi, tadi sesuai dengan penyampaian dari jubir Gugus Tugas Provinsi Sumsel, dia menyarankan pasar kita ditutup sementara untuk mengantisipasi. Memang hasil swab belum ada, hasil rapid test mendekati positif (Covid-19). Jadi kita ambil kebijakan untuk menutup sementara," kata Abdul saat dihubungi, Senin (25/5/2020).

Pasar Kebun Semai telah ditutup sejak H-3 Lebaran dan mulai beraktivitas kembali pada H+4 Lebaran tepatnya pada Rabu (27/5/2020).

Tim gugus tugas akan melakukan sterilisasi dengan menyemprotkan cairan disinfektan di setiap sudut pasar.

"Pedagang yang meninggal itu, ada di belakang. Biasanya menjual bahan kebutuhan pokok,"ujarnya.

Terdapat 150 pedagang yang berjualan di Pasar Kebun Semai. Gugus tugas juga menjadwalkan rapid test virus corona baru terhadap ratusan pedagang itu.

"Kita tadi disarankan Dinkes, untuk menghitung waktu terakhir. Setelah dihitung, yang bersangkutan sudah 10 hari lebih tidak ke pasar. Tapi untuk antisipasi kita disarankan untuk melakukan pemeriksaan, setidaknya ada 100 pedagang yang ada di sekitarnya," ungkap Abdul.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel Yuwono mengatakan, pedagang berinisial N itu meninggal setelah dirawat di Rumah Sakit Pusri, Palembang, Sumatera Selatan.

Pedagang itu telah menjalani rapid test virus corona dinyatakan reaktif. 

Pasien tersebut dimakamkan pada Senin (25/5/2020) sekitar pukul 14.00 WIB.

"Belum sempat di swab karena pasien baru datang di IGD. Riwayat penyakit sebelumnya diabetes melitus dan hipertensi," kata juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumsel Yuwono saat dikonfirmasi.


Yuwono mengatakan, gugus tugas sempat meminta Pemerintah Kota Palembang membatasi aktivitas di seluruh pasar untuk mencegah kerumunan.

Dengan kejadian ini, ia berharap pemerintah kota atau kabupaten lebih cepat tanggap.

"Tentu, sebelum ini (telah memberikan imbauan ke pemerintah kota Palembang ), tampaknya tak banyak diindahkan. Tapi setelah ada kasus ini,harapan saya pemkot (Palembang) lebih sigap," ujar Yuwono.

Sementara itu, juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 lainnya, Yusri menambahkan, pasien berinisial N itu memiliki keluhan serupa pasien Covid-19.

Sampel cairan tenggorokan pasien tersebut telah diambil dan dikirimkan ke laboratorium.

"Keluhan curiga ke arah Covid-19 telah dirapid dengan hasil reaktif. Swab sudah diambil, hasil menunggu, " kata Yusri dikonfirmasi melalui pesan singkat.

Saat ini, tim kesehatan telah melacak riwayat kontak pasien tersebut.

"Untuk jumlah berapa yang kontak belum diketahui dan akan di informasikan kemudian sesuai hasil tracing dan segera untuk diambil swab terhadap yang kontak," jelas Yusri.

Catatan redaksi soal rapid test

Rapid test merupakan teknik pengetesan keberadaan antibodi terhadap serangan kuman di dalam tubuh.

Hasil rapid test tak boleh dan tak bisa digunakan secara mandiri untuk mengonfirmasi keberadaan atau ketiadaan infeksi virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 di dalam tubuh.

Untuk mengonfirmasi keberadaan virus corona secara akurat dalam tubuh seseorang harus dilakukan tes swab dengan metode PCR (polymerase chain reaction).

Hasil rapid test adalah reaktif (ada reaksi terhadap keberadaan antibodi) atau non-reaktif (tidak ada reaksi terhadap keberadaan antibodi).

Jika Anda sempat membaca hasil rapid test adalah positif atau negatif, harus dimaknai sebagai positif atau negatif terhadap keberadaan antibodi dalam tubuh, bukan positif atau negatif terhadap keberadaan virus corona penyebab Covid-19.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/26/06225821/seorang-pedagang-meninggal-reaktif-covid-19-pasar-kebun-semai-palembang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke