Salin Artikel

Gubernur Bengkulu Dukung PCR Buatan Warganya Punya Sertifikasi dan Lisensi

Wimmy sendiri mengaku lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia adalah warga Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.

Rohidin mengaku bangga atas kepedulian Wimmy di tengah pandemi Covid-19 yang menyerang semua lini kehidupan.

"Kita bangga dan apresiasi, pertama yakni adanya kepedulian terhadap keadaan yang sedang kita alami, ini luar biasa apa lagi ini menyangkut aspek medik. Begitu juga siapapun yang merespons keadaan ini dengan 'empati dan kepedulian'," kata Rohidin dalam pesan singkatnya melalui stafnya pada Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

Dorong miliki lisensi

Mengenai inovasi PCR, menurut Rohidin jelas perlu dukungan pemerintah sehingga memiliki lisensi yang jelas dan diakui.

"Soal perangkat laboratorium atau produk-produk kesehatan apa lagi menyangkut wabah yang sangat sensitif ini tentu kita perlu dengan ketelitian dengan standar yang jelas," katanya. 

"Produk produk alat kesehatan yang akan dipergunakan saja harus tersertifikasi, kemudian sudah teruji, apalagi untuk kebutuhan lab pemeriksaan penyakit menular kan standarnya tinggi sekali dan sangat detail, harus ada lisensi dari Kementerian Kesehatan dan pihak-pihak kredibel yang sudah diakui." 

"Sekali lagi, saya apresiasi dan kita support agar inovasi seperti ini bisa dikembangkan sesuai tahapan tahapan yang bisa dipertanggungjawabkan secara scientific, termasuk uji coba klinis misalnya. Sehingga bisa memberikan manfaat yang lebih besar," tutup Rohidin.

Sementara itu Kadis Kesehatan Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, menyebutakan pihaknya akan coba menelusuri dan berkomunikasi kepada Wimmy terkait kemampuannya membuat PCR secara mandiri.

"Kemampuan Wimmy hebat, kita coba telusuri yang bersangkutan," tulis Herwan Antoni dalam pesan singkatnya pada kompas.com.

Sudah dipesan banyak pihak

Sebelumnya diberitakan, seorang warga Kabupaten Rejang Lebong, Wimmy Hartawan mengaku bisa membuat mesin PCR secara mandiri.

Saat diwawancarai oleh Kompas.com, Wimmy mengaku sudah mendapat pesanan PCR dari sejumlah daerah.


Wimmy mengklaim produk buatannya yang mampu mendeteksi Covid-19 banyak dibeli oleh berbagai kalangan, termasuk perguruan tinggi.

"Membuatnya tidaklah sulit, bahannya pun bisa kita dapatkan dengan belanja online,"ujar Wimmy yang merupakan lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) ini. Ia menyebutkan, keahliannya memang dalam hal membuat PCR.

"Kemampuan saya memang di bidang ini, karena ada pesanan alat PCR saya membuat alat ini. Membuatnya tidak lama, paling pengujian kelayakannya butuh waktu, karena kita buat seakurat dan semaksimal mungkin," kata Wimmy.

Menurut Wimmy, modal membuat 1 unit PCR berkisar Rp 6 juta hingga Rp 7 juta. Dalam mengerjakan pesanan itu, dia dibantu seorang ahli robotik.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/15/11115981/gubernur-bengkulu-dukung-pcr-buatan-warganya-punya-sertifikasi-dan-lisensi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke