Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Bupati Aceh Tengah Diancam Dibunuh | Tawaran Rp 1 Miliar untuk Korban Perkosaan

Pengancam terjadi saat Shabela sedang memimpin rapat terkait penanganan virus corona dan bencana banjir bandang yang terjadi Rabu sore.

Tiba-tiba Firdaus masuk ke ruang pendopo dan mengeluarkan makian kepada sang bupati.

Sementara itu di Gresik, NH anggota DPRD Gresik menemui keluarga MD (15) korban perkosaan untuk menawarkan uang sebesar Rp 1 miliar.

NH meminta agar kasus perkosaan yang dilakukan temannya berinisial SG kepada MD tidak dilanjutkan ke proses hukum.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com. Berikut lima berita populer nusantara selengkapnya.

Ia mengaku bingung dengan besaran iuran BPJS Kesehatan yang baru dikeluarkan Presiden Joko Widodo.

"Karena keputusan MA belum dijalankan, tapi sudah ada aturan baru, ini membuat pemda bingung. Kita harus bayar Rp 42 ribu atau Rp 35 ribu?" ujar dia, Kamis (14/5/2020).

Rudy juga menyebut harus ada yang diluruskan soal Perpres yang disebut berlaku sejak ditandatangani.

Namun, di dalam perpres tersebut justru tertulis berlaku pada 2021.

Rudy juga menilai kebijakan menaikkan iuran BPJS Kesehatan yang diambil Presiden Jokowi terlalu terburu-buru karena Mahkamah Agung (MA) belum lama ini telah menganulir Perpres Nomor 75 Tahun 2019 yang mengatur soal kenaikan iuran BPJS.

Saat kejadian, Shabela sedang rapat terkait penanganan Covid-19 dan bencana banjir bandang yang terjadi pada Rabu sore.

Secara tiba-tiba, Firdaus masuk ke ruang tamu Pendopo Bupati dan mengeluarkan kata-kata makian yang tidak pantas.

Bahkan, Shabela Abubakar yang merupakan mitranya dalam menjalankan pemerintahan diancam dibunuh oleh Firdaus.

"Dia (Firdaus) kemudian menyebut kami yang ada di Pendopo dengan sebutan hewan, lalu mengancam bunuh saya dan anak saya," kata Shabela.

Ia mengatakan saat itu Firdaus berbicara tentang proyek. Namun, dia tidak paham dengan proyek yang dimaksud oleh Firdaus,

"Dia bicara tentang proyek yang saya tidak mengerti, karena kami sedang bicara penanganan Covid-19 dan banjir bandang," ucap Shabela.

Kedatangan NH untuk menawarkan yang Rp 1 miliar agar kasus perkosaan yang dilakukan SG temannya pada MD tidak dilanjutkan ke proses hukum.

"Pak NH ke rumah saya sendiri menemui ibu. Malah dinaikkan Rp 1 miliar kalau ibu mau, katanya adik saya akan diajak ke notaris. Katanya uang itu dari pelaku, tapi lewat Pak NH. Niatnya memberi solusi, bilangnya gitu," kata C kakak korban.

Sementara itu, NH saat dikonfirmasi membenarkan informasi tersebut. Ia mengaku hal itu ia lakukan atas inisiatifnya sendiri agar kasus pemerkosaan tersebut dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

”Semua ini karena bentuk keprihatinan saya terhadap keluarga korban MD supaya punya rumah sendiri dan bayinya punya masa depan. Saya lancang sendiri, tidak disuruh tersangka untuk menjanjikan seperti itu. Karena keluarga korban tidak setuju, saya juga tidak jadi menyampaikan ke keluarga tersangka," kata dia.

Awalnya dia dan korban sempat cekcok karena masalah sepeda motor.

Lamiasri menagih janji tersangka membelikan motor untuk sang anak. Tersangka minta agar korban bersabar.

Cekcok berakhir saat keduanya hendak tidur.

Kemudian tersangka membangunkan korban sebanyak dua kali untuk menyiapkan makan sahur.

Namun, korban enggan bangun hingga membuat tersangka emosi dan menusuk korban dengan pisau dapur.

Melihat korban mengelurkan banyak darah, tersangka membawa korban ke RSAL Surabaya.

Saat tiba di rumah sakit, nyawa korban tidak tertolong. Lamiasri tewas di tangan suaminya sendiri.

Setelah menjalani perawatan selama beberapa pekan di RSUD Mimika, dua hasil tes swab terakhir Rini dinyatakan negatif Covid-19.

Rini memiliki riwayat perjalanan dari Makassar. Saat kembali ke Mimika, ia menjalani protokol dengan arantina mandiri selama dua pekan.

Setelah dua pekan berlalu, Rini merasakan demam dan meriang. Ia mengira terkena malaria.

Merasa tak enak badan, Rini mendatangi Puskesmas Pasar Sentral.

Petugas Puskesmas Pasar Sentral sempat bertanya tentang riwayat perjalanannya. Namun, Rini mengaku tak pernah pergi ke luar wilayah Timika karena ia sudah lebih dari dua pekan kembali dari Makassar.

"Waktu ditanya saya menjawab tidak pergi ke mana-mana. Mungkin karena ada perasaan takut atau bagaimana, apalagi saya sudah melewati dua minggu di Timika," kata Rini.

Rini mengaku menyesal karena sudah berbohong.

"Padahal, saya harus menjawab ya waktu itu. Itu juga kesalahan saya yang tidak terbuka kepada petugas," kata Rini.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Iwan Bahagia | Editor: Abba Gabrillin, Michael Hangga Wismabrata, Setyo Puji, David Oliver Purba, Dheri Agriesta)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/15/06160061/-populer-nusantara-bupati-aceh-tengah-diancam-dibunuh-tawaran-rp-1-miliar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke