Salin Artikel

Wali Kota Tasikmalaya Tetap Tutup Terminal meski Kemenhub Aktifkan Moda Transportasi

Langkah itu untuk tetap menutup akses pemudik dari zona merah yang selama ini disinyalir paling rawan menyebarkan Covid-19.

"Jika datang lagi para pemudik dari zona merah ke Kota Tasikmalaya, dipastikan akan membeludak kembali penambahan pasien Covid-19. Makanya terminal tutup saja, jangan ada pelayanan," jelas Budi kepada Kompas.com, Selasa (12/5/2020).

Selama ini pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tengah diterapkan di Kota Tasikmalaya.

Upaya itu telah membuahkan hasil positif dengan tidak adanya penambahan pasien positif dan kosongnya pasien PDP selama masa PSBB.

Dengan demikian, jika semua akses pemudik untuk datang ke Kota Tasikmalaya dilonggarkan, akan bertambah lagi pendatang dari zona merah yang masuk dan dinilai sangat membahayakan kembali.

"Tetap, kerannya tidak akan kita buka karena sangat berisiko. Arus mudik dilarang saja, masih bisa ada yang datang ke Tasikmalaya dari Jakarta seperti kemarin warga di Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya. Ini jadi catatan kita, seperti adanya warga yang masih ngabuburit juga itu PR kita dan gugus tugas," tambah Budi.

Kondisi seperti ini, lanjut Budi, akan terus dipertahankan dan dijaga oleh semua tim gugus tugas dibantu oleh masyarakat setempat.

Dirinya berharap PSBB akan segera berakhir dengan ditandai menurunnya angka penyebaran Covid-19 di Kota Tasikmalaya.

"Siapa yang mau PSBB kayak gini lama lagi. Kalau lama lagi kita repot semua. Makanya PSBB untuk masyarakat dan kita jaga semua secara bersama-sama," ungkapnya.


Wagub Jabar bingung keputusan Kemenhub

Sementara itu, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum mengaku sampai sekarang dirinya masih kengingungan dengan kebijakan Kemenhub yang dinilai kontradiktif dengan aturan yang telah diterapkan untuk atasi Covid-19.

Uu hanya berharap pemerintah pusat masih satu suara dengan daerah dan adanya peninjauan kembali terkait putusan dibukanya kembali moda transportasi.

"Paling tidak sampai PSBB Jabar selesailah. Kami sangat bingung dengan kebijakan Menhub. Di satu sisi kita bahu-membahu memutus mata rantai penyebaran Covid melalui PSBB," katanya. 

"Kami berusaha memantau kendaraan yang datang. Kalau ada yang mudik dikembalikan. Tapi di satu sisi sekarang dilonggarkan, bahkan transportasi kembali beroperasi."

"Selama PSBB, dalam sehari ada 3.500 mobil diputarbalikkan. Dengan beroperasinya kembali angkutan, petugas akan kebingungan di lapangan," pungkasnya.

Zero kasus

Diberitakan sebelumnya, Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman mengaku selama pemberlakuan PSBB Jabar di wilayahnya mengalami penurunan kasus positif Covid-19.

Bahkan, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sampai sepekan terakhir sudah tidak ada lagi alias zero kasus di wilayah Kota Tasikmalaya.

"Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya mengonfirmasi per hari ini tidak ada penambahan kasus pasien positif Covid-19," katanya. 

Hingga saat ini, masih terdapat 31 pasien positif Covid-19 yang dirawat dengan angka sama per dua pekan lalu. Dari total 31 pasien positif Covid-19, 17 di antaranya pasien yang masih menjalani perawatan, 11 orang dinyatakan sembuh, dan 3 orang meninggal dunia.

"Sedangkan status PDP angkanya nol, turun total," jelas Budi kepada wartawan, Senin (11/5/2020) pagi.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/12/13534991/wali-kota-tasikmalaya-tetap-tutup-terminal-meski-kemenhub-aktifkan-moda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke