Salin Artikel

Pasien Malah Bertambah Saat PSBB, Ini Penjelasan Pemkot Surabaya

Wakil Koordinator Hubungan Masyarakat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M Fikser mengatakan, banyaknya tambahan pasien lantaran Pemkot Surabaya melakukan rapid test dan tes swab secara mandiri.

Tes dilakukan terhadap orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Tes swab secara mandiri dilakukan setelah Pemkot Surabaya mendapat bantuan 4.000 reagen polymerase chain reaction (PCR) dari Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.

"Ini sebenarnya (tes mandiri) yang membuat kenapa kasus terkonfirmasi cukup tinggi. Tapi dari hasil rapid test dan tes swab yang kami lakukan, banyak juga yang negatif dari jumlah itu," kata Fikser saat dihubungi, Sabtu (9/5/2020).

Menurut dia, rapid test dan tes swab tidak dilakukan terhadap sembarang orang, melainkan terhadap pasien OTG, ODP dan PDP sesuai data yang dimiliki Pemkot Surabaya.

Alur pemeriksaannya, menurut Fikser, pasien menjalani rapid test sebanyak dua kali.

Kemudian, mereka menjalani tes swab untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat.

Pemeriksaan rapid test dan tes swab secara mandiri ini dilakukan Pemkot Surabaya bekerja sama dengan laboratorium Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) Surabaya.

Adapun biaya pemeriksaan tes swab sepenuhnya ditanggung oleh Pemkot Surabaya.

"Kenapa kasus positif itu jadi besar, ya karena kita lakukan rapid test dan tes swab secara mandiri. Kalau kita diam saja, mungkin hanya dari rumah sakit saja yang muncul, bukan dari pemeriksaan mandiri yang dilakukan pemerintah kota," ujar Fikser.

Ia menyampaikan, pemeriksaan rapid test dan tes swab secara mandiri juga dinilai cukup membantu dan memudahkan Pemkot Surabaya dalam melakukan intervensi.

Pemkot bisa memilih mana pasien positif dan negatif, kemudian mencari formula yang efektif untuk menekan penyeberan virus corona.


Dengan demikian, ke depannya diharapkan kasus positif di Surabaya tidak lagi bertambah atau trennya mulai mengalami penurunan.

"Nanti kita akan buka datanya berapa yang sudah di-rapid test dan tes swab sejak awal hingga sekarang. Dengan banyaknya rapid test dan tes swab yang dilakukan, pasti banyak kasus  terungkap," kata Fikser.

Jumlah kasus bukan penentu keberhasilan

Fikser menegaskan bahwa Pemkot Surabaya tidak pernah menutupi data kasus pasien Covid-19 yang ditemukan.

Semua data itu dibuka ke publik, agar masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan.

Misalnya dengan tetap berada di rumah, mematuhi aturan pemerintah dengan menerapkan physical distancing, serta konsisten menjaga pola hidup bersih dan sehat.

Menurut Fikser, indikator keberhasilan dalam penanganan Covid-19, termasuk selama penerapan PSBB ini, tidak dapat dinilai dari jumlah pasien.

Sebab, yang paling penting dalam penanganan Covid-19 adalah sejauh mana upaya yang sudah dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Fikser mengatakan, selama ini Pemkot Surabaya gencar melakukan pemeriksaan dan penelusuran.

Bahkan, tracing dilakukan hingga di level paling bawah atau akar rumput, untuk mengetahui seberapa besar sesungguhnya jumlah warga yang memiliki gejala atau terpapar virus corona.

Meski demikian, ia mengakui masih ada beberapa catatan yang harus dibenahi.

Fikser menyebut, perlu kerja sama semua pihak, terutama masyarakat agar mematuhi aturan, sehingga bisa bersama-sama memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Surabaya.

"Karena garda terdepan adalah diri kita, masyarakat sendiri. Sosialisasi pun juga sering kita sampaikan. Tapi kita juga terus berusaha untuk tegas, supaya sisa waktu PSBB ini bisa menekan angka positif itu," tutur Fikser.


Tren meningkat selama penerapan PSBB

Berdasarkan catatan Tim Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, kasus positif Covid-19 di Surabaya mengalami kenaikan dalam beberapa hari terakhir.

Pada hari ketiga PSBB, ditemukan 44 kasus positif. Kemudian menjadi 58 kasus positif pada hari keempat penerapan PSBB.

Kemudian, pada hari keenam terdapat 59 kasus.

Namun, di hari ke-11 penerapan PSBB, tidak ada penambahan kasus positif Covid-19 di Kota Surabaya.

Selain itu, jumlah PDP di Surabaya juga naik.

Pada hari kedua penerapan PSBB terdapat penambahan 66 PDP.

Kemudian, pada hari keempat terdapat sebanyak 33 PDP.

Selanjutnya, pada hari kedelapan PSBB terdapat 67 PDP dan hari kesepuluh ada 107 PDP.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/09/07195001/pasien-malah-bertambah-saat-psbb-ini-penjelasan-pemkot-surabaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke