Salin Artikel

Menyoal Fenomena Munculnya Cacing Dalam Jumlah Banyak, Anomali hingga Disebut Tanda Gempa Bumi

Menurut salah satu pedagang bakso, Marsono, cacing tanah terlihat muncul dari taman sekitar pasar pada pukul 05.30 WIB.

Saat dibersihkan, Marsono mengumpulkan hingga satu ember berisi cacing. Walaupun telah disapu berkali-kali, cacing tanah terus keluar hingga siang hari.

Fenomena yang sama terjadi di Klaten tepatnya di Desa Socokangsi, Kecamatan Jatinom. Cacing dalam jumlah banyak, muncul di lahan persawahan dan pekarangan kosong sejak Sabtu (18/4/2020) pagi.

Hal tersebut dibenarkan oleh Camat Jatinom Rahayu.

"Hari ini, tadi Pak Lurah sudah laporan tidak sebanyak kemarin. Sudah normal kembali," kata Rahayu saat dikonfirmasi, Minggu (19/4/2020).

Ia menyarankan agar pemrintah desa tidak membunuh cacing-cacing tesebut. Karena cacing bisa membantu menyuburkan tanah.

Fenomena munculnya cacing dalam jumlah banyak pernah terjadi di Yogyakarta pada tahun 2015 lalu.

Bahkan fenomena tersebut smepat viral di media sosial dan dan dihubungkan dengan ramalan akan terjadi gempa bumi.

Dalam pesan tersebut dikatakan sebelum gempa bumi berkekuatan 5,9 skala richter melanda Yogyakarta pada 2006 fenomena cacing keluar dari tanah juga terjadi.

Namun Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul saat itu Dwi Daryanto membantah informasi tersebut.

Menurutnya, berdasarkan literatur ilmiah yang ada dan pengalaman selama ini, keluarnya cacing dari dalam tanah tidak memiliki resolusi dengan gempa bumi.

"Sebelum gempa bumi tahun 2006 pun kami tidak memiliki catatan tentang cacing dari dalam tanah. Jadi, masyarakat tidak perlu khawatir tentang masalah tersebut,” katanya.

Ia mengatakan saat ini fenomena munculnya cacing di Bantul karena faktor hujan.

Menurutnya ada perubahan kelembaban tanah yang biasanya terjadi dari musim penghujan ke kemarau.

"Cacing itu habitatnya diagregat-agregat tanah. Sehingga bisa jadi yang pertama di situ kelembabnya telah terjadi perubahan drastis. Biasanya tanah itu berubah dari penghujan ke kemarau, biasa begitu," ujar Prabang saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.

"Di dalam biasanya panas kelembabannya jelas berkurang. Biasanya cacing mesti keluar mencari perlindungan," katanya.

Menurutnya kemunculan cacing dalm jumlah banyak pernah terjadi namun fenomena tersebut tak semerata tahun ini.

"Saya juga kaget kok merata ini. Kayaknya tahun ini ada sedikit anomali. Mungkin ada dinamika suhu tanah dari dalam. Ini sedikit masuk logika. Gunung-gunung yang dulunya dianggap tidur ada istilahnya geotektoniknya begitu," ujar Prabang.

Hal senada juga dijelaskan oleh Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Hari Nugroho.

Ia mengartikan fenomena tersebut dengan perubahan cuaca.

"Itu sama seperti seolah cacing-cacing hilang saat musim kemarau, lalu saat hujan mereka bermunculan di mana-mana. Dan yang perlu diketahui, bagaimana kondisi cuaca di Solo saat ini," jelas Hari.

Dia memperkirakan cacing yang muncul di Pasar Gede adalah cacing dari kawasan urban yang mudah beradaptasi.

"Prediksi saya itu mungkin cacing invasif yang sangat mudah beradaptasi. Baik di Indonesia maupun negara mana pun, ada beberapa jenis cacing tanah yang invasif," jelas Hari.

Terkait munculnya cacing dalam jumlah banyak sebagai tanda gempa bumi, Kepala Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan hal tersebut bukan tanpa dasar.

Menurutnya sejumlah gempa yang merusak dunia diawali dengan gejala alamiah yakni munculnya cacing tanah secara massal.

Ia mencontohkan 10 hari menjelang gempa Chi Vhi di Taiwan pada tahun 1999, mumcul cacing dalam jumlah banyak.

Fenomena yang sama juga terjadi di China pada tahun 1975. Tiga hari sebelum gempa bumi di Haicheng China, muncul banyak cacing di wilayah tersebut.

Daryono menjelaskan menurut Grant dan Conlan, kemunculan cacing tanah di permukaan menjelang terjadinya gempa bumi terkait dengan adanya anomali gelombang elektromagnetik frekuensi rendah.

Sejumlah cacing ternyata merespon anomali kelistrikan ini dengan cara keluar dari dalam tanah secara hampir bersamaan.

Namun ia mengatakan, munculnya cacing dalam jumlah banyak jelang gempa bumi juga didukung dengan data perilaku gejala alam lainnya.

"Gejala alam yang tak lazim seperti kemunculan ular di beberapa tempat, anjing yang terus menggonggong bersahutan, dan ikan yang melompat-lompat di dalam kolam," sambung Daryono.

Terkait munculnya cacing di Jawa Tengah, Dayono mengatakan belum dapat dikatakan sebagai petunjuk akan terjadinya gempa.

Sebab, fenomena cacing tanah di daerah tersebut berdiri sendiri, tidak didukung oleh adanya bukti-bukti alamiah lain dan anomali prekursor gempa bumi.

"Jika tidak ada data pendukung lain, maka munculnya (fenomena) cacing tanah secara massal ke permukaan ini, bisa diakibatkan oleh adanya perubahan kondisi cuaca, iklim, dan lingkungan yang mendadak," papar Daryono.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Labib Zamani, Nur Fitriatus Shalihah | Editor : Abba Gabrillin, David Oliver Purba, Rizal Setyo Nugroho, Teuku Muhammad Valdy Arief, Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)

https://regional.kompas.com/read/2020/04/22/08180071/menyoal-fenomena-munculnya-cacing-dalam-jumlah-banyak-anomali-hingga-disebut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke