OTG merupakan mereka yang tidak bergejala dan memiliki risiko tetular dari orang yang terkonfirmasi positif Covid-19, tapi memiliki kontak erat.
Hasil tracing yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya, ada 224 orang di Surabaya berstatus OTG.
"Kita sudah komunikasi dengan salah satu (pengelola) hotel untuk OTG ditempatkan di situ. Jadi, ada satu hotel itu 100 (kamar), satu hotel (lain) 100 (kamar). Nanti sambil kita tes swab dua kali, biaya ditanggung Pemkot Surabaya," kata Risma di Balai Kota Surabaya, Senin (20/4/2020).
Hotel itu disediakan karena para OTG enggan atau malu untuk pergi memeriksakan diri ke rumah sakit.
Di sisi lain, penyediaan 200 kamar di dua hotel ini bertujuan untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Nah, yang terjadi di Surabaya, ada orang tanpa gejala (OTG) ini justru yang berbahaya. Karena sebetulnya dia carrier, dia pembawa penyakit, tapi dia tidak merasakan apapun," ujar Risma.
Apabila ada OTG yang enggan menjalani isolasi di hotel yang telah disediakan Pemkot Surabaya, mereka bisa malakukan isolasi secara mandiri.
Meski demikian, Risma memastikan Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya tetap akan memantau mereka.
"Ada (OTG) yang dia tidak mau di hotel, dia mau di rumah sendiri, ya enggak apa-apa. Tapi kita terus pantau dia, karena ada nomor HP-nya dan bahkan saya sendiri yang menelepon," tutur Risma.
https://regional.kompas.com/read/2020/04/20/15313491/risma-siapkan-200-kamar-hotel-untuk-tempat-isolasi-224-otg-di-surabaya