Salin Artikel

Kisah Kakek Pengayuh Becak di Semarang Tak Bisa Makan karena Sepi Penumpang

Semisalnya yang dialami Ashadi (60), pengayuh becak di Kota Semarang, Jawa Tengah.

Dia mengeluhkan tak bisa makan karena penghasilannya merosot drastis.

Pengayuh becak asal Kendal ini bercerita, semenjak Covid-19 merebak, uang yang dikumpulkan dari penumpang hanya sebesar Rp 10.000 setiap hari.

Penghasilan itu tak mampu mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk anak dan istrinya yang hanya seorang ibu rumah tangga.

"Sebelum ada corona ada pemasukan dikit-dikit bisa sampai Rp 40.000 sampai Rp 50.000 setiap hari. Tapi sejak corona sepi, ini aja satu hari enggak narik paling cuma dapat Rp 10.000 sehari," kata Ashadi yang biasa mangkal di depan Taman Madukoro, Banjir Kanal Barat Semarang, Minggu (19/4/2020).

Pria paruh baya itu mengaku belum mendapatkan bantuan secara langsung dari pemerintah.

Setiap hari dia hanya mengandalkan para dermawan yang tergugah hatinya untuk memberikan sedekah berupa makanan.

"Paling cuma bisa dapat makan siang dari mobil-mobil yang lewat berhenti terus kasih makanan. Itu pun kadang-kadang," ungkapnya.


Sepinya penumpang membuat bapak empat anak ini terpaksa bekerja banting tulang dengan waktu yang tak menentu, bahkan hingga larut malam.

Bahkan, kerapkali dia tidur di atas becak untuk menunggu keesokan harinya. Dia memilih tidak pulang ke rumah karena tak punya uang.

"Pengennya kembali dapat penghasilan untuk bisa nafkahi keluarga di rumah. Enggak bisa pulang karena enggak dapet uang. Paling bisa sebulan sekali ketemu keluarga di rumah," kata Ashadi yang sudah 10 tahun menjadi pengayuh becak.

Saat ini, Ashadi sangat berharap wabah virus corona segera mereda agar situasi berangsur membaik dan kembali mendapat penghasilan yang cukup untuk hidup.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/20/14250151/kisah-kakek-pengayuh-becak-di-semarang-tak-bisa-makan-karena-sepi-penumpang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke