Salin Artikel

Rembesan Solar dari Pipa Pertamina Cemari Sungai di Bandung

Pihak PT Pertamina melakukan langkah-langkah penanganan baik di dalam lokasi Fuel Terminal Bandung Group maupun di luar lokasi Fuel Terminal.

Salah satunya yakni melokalisir minyak dengan snake oil sorbent, membuat pagar pembatas, serta melakukan penggalian di dalam lokasi Fuel Terminal.

Meski begitu, Komandan Sektor 22 Citarum Harum, Kolonel Asep Rahman tetap menjatuhkan sanksi teguran secara tertulis kepada pihak Pertamina.

Adapun sejumlah sanksi yang wajib dilakukan yakni seperti menormalisasi sungai-sungai yang tercemar.

"Pembinaan dan sanksi tetap dilakukan karena itu suatu kesalahan. Sanksi surat teguran tertulis, kami mewajibkan Pertamina untuk menormalisasi sungai sepanjang 22 KM, yakni sungai Cilameta, Cisaranten, dan Cinambo. itu sungai yang tercemar," kata Asep.

Selain itu, Pertamina juga diwajibkan untuk mengeruk sedimentasi di sekitar sungai-sungai yang tercemar.

"Keruk saja, sebagai wujud kesalahannya. Setelah normal kembali kita perintahkan pengukuran kadar air apakah sudah bagus atau belum, setelah itu tanami kembali ikan di sungai," pungkasnya.

Sanksi lainnya, pertamina diminta untuk menanam pohon di sekitar Kawasan Bandung Utara (KBU) yang kini semakin kritis. "Tapi pelaksanaannya nanti di koordinasikan. Sekarang konsen pada SOP agar solar yang ada ditanah ini dilokalisir agar tidak masuk sungai lagi," tutur Asep.

Adapun sanksi ini akan dilaksanakan usai penanganan sungai-sungai tercemar selesai dilakukan.


Awal mula rembesan BBM

Seperti diketahui, kejadian ini bermula dari laporan aparat Polsek Cinambo pada Minggu malam (12/4), sekitar pukul 22.00 WIB, dimana terdapat BBM disekitar sungai Cinambo yang menuju muara sungai Citarum.

Dari keterangan tersebut, tim Pertamina langsung memeriksa sekitar area operasional Fuel Terminal Bandung Group – Ujungberung. Pemeriksaan pada lokasi Oil Catcher menunjukkan kondisi aman, tidak ditemukan  pertanda kebocoran BBM.

Pengecekan dilanjutkan ke area lain, namun kondisi hujan deras menyebabkan pemeriksaan dihentikan sementara. Pemeriksaan ini berlanjut pada Senin pagi (13/4/2020).

Dari pemeriksaan di areal terminal, ditemukan rembesan BBM pada pada area Rumah Gravito 1. Pada area tersebut, langsung dilakukan perbaikan dimana sumber rembesan berhasil ditutup dan dipastikan rembesan sudah tidak terjadi.

Proses pengecekan ini dilakukan Pertamina berkoordinasi dengan pihak eksternal, diantaranya Polsek Cinambo, Kodim Sektor 22 Satgas Citarum Harum, Camat Gedebage, Camat Cinambo, dan DLH Kota Bandung.

Selain memperbaiki sarfas, Pertamina juga melakukan penyedotan dan penanganan minyak dengan vacuum truck serta dispersant. Sementara tim lain bergerak mengevakuasi rembesan BBM di anak sungai Cinambo.

Langkah-langkah penanganan oleh Pertamina

“Langkah-langkah penanganan dilakukan Pertamina baik di dalam lokasi fuel terminal (terminal BBM) Bandung Group maupun di luar lokasi Fuel terminal secara bersamaan. Baik mengisolir sumber rembesan minyak tersebut, serta terus memberikan oil dispersant di beberapa titik aliran anak sungai yang masih terdapat lapisan film, serta snake oil sorbent dan pagar pembatas untuk isolasi ceceran minyak,” jelas Unit Manager Communication Relations & CSR Marketing Operation Region (MOR) III Dewi Sri Utami.

Pertamina juga tetap menyiagakan peralatan penganggulangan keadaan darurat seperti vacuum truck, turbo pump, armada pemadam kebakaran serta alat pemadam api ringan (APAR), sehingga dapat segera digunakan apabila diperlukan.

Dewi mengungkapkan, pihaknya saat ini fokus pada penanggulangan kejadian sekaligus melakukan investigasi penyebab kejadian, bersama dengan institusi dan aparat yang berwenang.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/17/06433551/rembesan-solar-dari-pipa-pertamina-cemari-sungai-di-bandung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke