Salin Artikel

Pasca-letusan Anak Krakatau, Warga Masih Waspada, Sebagian Bersihkan Sisa Debu Vulkanik

Misalnya warga di Dusun Teluk Baru. Salah satu warganya, Yakub mengatakan, aktivitas warga di desanya memang sudah mulai normal.

Namun, warga tetap berjaga dan waspada.

Dusun Teluk Baru berhadapan langsung dengan Anak Krakatau.

“Tapi masih waspada, karena dusun kami ini paling dekat dengan Krakatau,” kata Yakub saat dihubungi, Sabtu (11/4/2020) pagi.

Menurut Yakub, warga setempat langsung mengungsi mendengar setelah mendengar suara letusan sekitar pukul 23.00 WIB.

“Sebenarnya sudah sering (meletus), tapi yang bulan ini (April) baru ini. Bau belerang kecium, debunya juga tebal, seperti gerimis semalam,” kata Yakub.

Sedangkan Warga Kalianda, Lampung Selatan, mulai membersihkan debu vulkanik yang ikut terbawa angin.

Adib, warga Lampung Selatan mengatakan, kondisi di pesisir Kalianda mulai tenang. Masyarakat sudah beraktivitas seperti biasa.

"Sudah tenang pagi ini. Warga sudah sama seperti hari biasa," kata Adib melalui pesan WhatsApp.

Menurut pengamatan Adib, sudah tidak terdengar lagi suara letusan dari gunung yang berada di Selat Sunda tersebut.

Begitu juga hujan debu vulkanik yang semalam sempat terbawa hingga ke daerah di sekitar pesisir Kalianda.

"Sudah enggak ada (letusan), hanya beberapa warga membersihkan sisa debu yang ada di halaman rumah mereka," kata Adib.

Adib mengakui saat terdengar letusan, sejumlah warga spontan keluar rumah.

Hingga pukul 03.00 WIB, sejumlah warga yang didominasi pemuda berjaga di luar sambil menunggu informasi.

"Tapi enggak banyak yang mengungsi. Untuk masyarakat Kalianda sendiri dari Desa Bringin hingga Desa Kedaton tidak banyak yang mengungsi," kata Adib.

Rahmatullah, warga Dusun III Regahan Lada, Desa Tejang Pulau Sebesi mengatakan, sejak letusan, beberapa pemuda warga berjaga di area Dermaga Pulau Sebesi.

“Tadi malam ada yang jaga di dermaga, waspada tsunami. Warga yang lain ke gunung sama ke daerah yang jauh dari pantai,” kata Rahmat.

Rahmat mengatakan, kondisi warga di Pulau Sebesi termasuk aman karena sudah bersiap untuk mengantisipasi terjadinya tsunami.

“Tetap dipantau sampai sekarang,” kata Rahmat.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Anak Krakatau meletus dua kali pada Jumat (10/4/2020) malam.

Dari data Kementerian ESDM, letusan pertama terjadi pada pukul 21.58 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 357 meter di atas permukaan laut.

Sementara itu, letusan kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 657 meter di atas permukaan laut.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/11/13225761/pasca-letusan-anak-krakatau-warga-masih-waspada-sebagian-bersihkan-sisa-debu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke