Salin Artikel

Empati dari Banyuwangi, Bagikan Kupon Makan Gratis di Tengah Pandemi

Para pekerja informas seperti ojek, pengemudi becak, PKL ultramikro, pengemudi angkutan kota bisa mendapatkan makan gratis dengan menukarkan kupon makan ke warung rakyat yang telah ditentukan.

Suwarsidi mengaku gembira saat mendapatkan kupon makan gratis. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek itu mengaku sepi order sejak sebulan terakhir.

Dengan mendapatkan makan gratis, ia bisa menghemat pengeluaran harian. Sehingga masih ada uang hasil ojek yang dibawa pulang untuk keluarga.

"Order ojek sangat sepi sudah sebulan ini. Orang takut keluar rumah. Kerja seharian, tidak dapat Rp100.000. Padahal, dulu selalu lebih. Jadi program ini mengurangi pengeluaran harian,” ujar Suwarsidi.

"Sebenarnya, bagi penumpang yang akan naik ojek, jangan khawatir. Karena kami menerapkan standar pencegahan virus corona," katanya.

Hal senada juga diungkapkan Rahmat seorang sopir angkutan kota. Ia mengaku sejak siswa harus belajar dari rumah, penghasilannya sebagai sopir angkot turun drastis.

"Selama ini kami terbantu program Pemkab Banyuwangi, yaitu angkutan gratis untuk pelajar. Sekarang program itu tidak jalan, karena sekolah libur. Apalagi, orang juga mengurangi keluar rumah. Itu sangat berpengaruh, setengah hari jalan baru dapat Rp15.000," kata Rahmat.

”Ada program kupon makan ini mengurangi pengeluaran. Saya bisa berhemat, uang makan bisa diberikan ke orang rumah,” imbuh Rahmat.

Untuk tahap uji coba ada 1.500 kupon yang dibagikan dengan melibatkan enam warung rakyat antara lain Warung Mbok Ijah, Warung Ijo, Warung Nyit-Nyit, dan beberapa warung lainnya.

Menurut Anas, warung rakyat dilibatkan agar memberi dampak perputaran ekonomi bagi pelaku usaha mikro.

Dengan menerima pesanan dari Pemkab Banyuwangi, maka pendapatan warung yang turun saat pandemi corona tetap terjaga.

”Sehingga ini sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Warung rakyat tetap hidup, penyerapan tenaga kerjanya terjaga, bisnis bumbu-bumbu di pasar terserap. Di sisi lain, ini bisa membantu pekerja informal yang pendapatan hariannya berkurang di masa sulit saat ini,” ujar Anas, Jumat (3/4/2020 dikutip dari rilis tertulis Pemkab Banyuwangi.

Untuk pembagian kupon, menurut Anas, akan ditentukan lokasi dan waktu pengambilannya untuk mencegah kerumumanan orang.

Selain itu makanan yang diambil wajib dibawa pulang untuk menjaga kewajiban physical distancing.

Untuk warung-warung rakyat yang menyediakan akan dipantau higienitasnya. Makanan yang dibagikan dipastikan harus dengan konsumsi gizi seimbang.

Anas menjelaskan pembagian kupon makan gratis yang melibatkan warung rakyat pada Jumat (3/4/2020) masih dalam tahap uji coba.

Akan ada evaluasi sebelum program tersebut diperluas ke kawasan Banyuwangi lainnya.

Anas berharap ada lebih dari 500 warung rakyat yang terlibat dalam program kupon makan gratis ini.

”Kami evaluasi lagi, nanti kekurangannya diperbaiki sebelum diperluas ke kawasan Banyuwangi lainnya. Kami ingin ada lebih dari 500 warung rakyat dilibatkan untuk menjangkau ribuan pekerja informal. Detil dana dan mekanisme difinalkan segera,” ujar Anas.

Anas menambahkan, pembagian kupon itu adalah salah satu wujud jaring pengaman sosial bagi pekerja informal terdampak.

”Tentu tidak semua kupon makanan. Jaring pengaman yang lain mayoritas berbentuk sembako,” ujarnya.

Menurut sang pemilik Wajiono, sejak berlakunya anjuran physical distancing, omzet warungnya terjun bebas. Bahkan, dia yang biasa buka warung setiap hari, kini sering menutup usahanya.

"Biasanya bisa jual 350 bungkus sehari, sekarang sehari tidak sampai 100 bungkus. Bahkan saya sempat tutup daripada merugi. Alhamdulillah, dengan order program kupon makan ini, bisa membantu warung saya," ujarnya.

Hal yang sama juga disampaikan  Bambang Hermawan, pemilik Warung Ijo yang juga dilibatkan Pemkab Banyuwangi dalam program ini.

"Omzet memang turun hingga 60 persen. Tapi kami tetap harus bersyukur, Alhamdulillah sekarang kami dapat pesanan program kupon makan ini," kata Bambang.

Dilansir dari rilis tertulis Pemkab Banyuwangi, ada empat skema jaring pengaman sosial warga kelompok terbawah di Banyuwangi dengan gotong royong banyak pihak.

Pertama, dari APBD yang besarannya masih difinalkan bersama DPRD.

Kedua berbasis sekolah. Sekolah menyalurkan bantuan warga terdampak di sekitarnya, seperti pengemudi becak yang biasa antar-jemput siswa dan PKL ultramikro yang mangkal depan sekolah.

Terdapat 600 sekolah dilibatkan dan satu sekolah membantu 20 warga terdampak, sehingga total menyasar 12.000 warga.

Ketiga berbasis lembaga amil zakat dan gotong royong dunia usaha.

Keempat, gotong royong berbasis kecamatan dan desa untuk bantu kebutuhan keluarga Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sehingga mereka optimal dan tenang dalam menjalankan isolasi tanpa harus memikirkan kebutuhan dasar.

”Semuanya sedang dikonsolidasikan, nanti terdata nama per nama, dengan perkiraan target 110-150 ribu warga terdampak,” ujar Bupati Anas.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/04/06260071/empati-dari-banyuwangi-bagikan-kupon-makan-gratis-di-tengah-pandemi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke