Salin Artikel

Gelombang Pemudik di Tengah Wabah Corona, Ini Sikap Para Kepala Daerah

KOMPAS.com - Sejumlah kepala daerah telah mengambil sikap terkait para perantau yang hendak pulang kampung di tengah ancaman wabah corona.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta dengan tegas jajarannya di daerah untuk melakukan protokol kesehatan secara ketat terhadap para perantau.

Lalu, Bupati Sumenep A. Busyro Karim bersama anggota Polres Sumenep dan Kodim 0827 Sumenep, bahkan telah mencegat kendaraan di wilayah perbatasan antara Kabupaten Sumenep dengan Kabupaten Pamekasan, tepatnya di Desa Kaduara Timur, Kecamatan Pragaan.

Busyro mengatakan, tindakan itu dilakukan untuk menekan tingkat penularan Covid-19 yang dimungkinkan dibawa oleh para perantau.

Berikut ini langkah para kepala daerah secara lengkap:

Busyro menjelaskan, pada malam pertama, pihaknya telah mencegat 21 armada bus yang masuk ke Sumenep.

Lalu, malam kedua sebanyak 19 armada bus dan malam berikutnya ada 25 bus.

Busyro mengatakan, sebagian besar penumpangnya adalah perantau dan mereka semua dites dan dilihat kondisi kesehatannya.

"Kami ingin memastikan dan mempertahankan peta hijau Covid-19 di Kabupaten Sumenep. Sehingga kami gerilya secara ketat agar semua yang masuk ke Sumenep betul-betul tidak membawa virus corona," ujar Busyro, Jumat (27/3/202) malam.

Bupati Purbalingga, Jawa Tengah Dyah Hayuning Pratiwi, membentuk Posko Gugus Tugas Covid-19 di lima titik perbatasan wilayah.

Kebijakan ini diambil karena adanya mobilisasi pemudik yang terus berdatangan dari luar kota.

"Petugas akan menyemprotkan disinfektan kepada semua kendaraan yang masuk dari luar kota. Termasuk mendata terhadap penumpang yang mudik ke Kabupaten Purbalingga," katanya dalam pesan WhatsApp, Jumat (27/3/2020).

Selain itu, para pemudik diwajibkan untuk mengisolasi diri selama 14 hari dan memakai gelang warna putih sebagai identitas.

"Jadi seluruh masyarakat Purbalingga ikut mengawasi, jika melihat ada orang memakai gelang seperti ini, maka harus dipastikan orang tersebut melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari," ujarnya.

Dirinya juga telah menyiapkan sanksi khusus apabila gelang tersebut dilepas oleh penggunanya.

"Ada denda Rp 500.000 jika ODP ketahuan melepas gelangnya, mulai malam ini kami akan bentuk Posko Gugus Tugas Covid-19 di tingkat Kecamatan bahkan nanti sampai tingkat desa untuk bergerak bareng-bareng mengawasi," ucapnya.

Menurut Ganjar, sejak hari Minggu (22/3/2020) telah terpantau adanya gelombang perantau asal Jawa Tengah yang pulang ke kampung halamannya.

"Terjadi peningkatan penumpang dari Jabodetabek yang turun di terminal-terminal di Jawa Tengah. Misalnya pada 22 Maret di Terminal Bulupitu Purwokerto ada 2.323 penumpang turun dan di Terminal Giri Adipura Wonogiri ada 2625 penumpang. Situasi yang sama juga terjadi di Terminal Cepu, Pemalang, Kebumen, Wonosobo, Cilacap," kata Ganjar, Rabu (25/3/2020).

Ganjar segera meminta para kepala daerah menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Dengan demikian, bila ditemukan pasien positif baru, bisa ditelusuri riwayat kontak pasien tersebut," sebut Ganjar.

Sementara itu, Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo meminta kepada para perantau dari Jabodetabek yang mudik lebih awal agar memberitahukan kepada pemerintah setempat.

"Bagi warga masyarakat yang ingin mudik mohon untuk menginformasikan kepada pemerintah setempat, terutama Kota Solo. Karena Solo menjadi tumpuan," kata Rudy di Solo, Jawa Tengah, Jumat (27/3/2020).

Rudy pun berharap para pemudik untuk cek kesehatan mereka terlebih dahulu sebelum pulang kampung.

"Sehingga sangat-sangat berharap semua warga masyarakat yang ingin mudik cek kesehatannya dulu," terang dia.

Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb telah menyiapkan tempat isolasi bagi para pemudik, termasuk para tenaga kerja Indonesia yang pulang kampung.

“Saya sudah berkoordinasi dengan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah agar disiapkan tempat isolasi bagi pendatang. Termasuk TKI yang pulang ke Makassar, terlebih dahulu di isolasi di RS Sayang selama 14 hari dan hal tersebut sudah disetujui,” ujar Pejabat (Pj) Wali Kota Makassar Iqbal Suhaeb ketika memberikan keterangan pers, Kamis (26/3/2020).

Saat ini, kata dia, pihaknya sedang melakukan tracing setiap kelurahan hingga kecamatan untuk mengidentifikasi penyebaran virus covid-19.

(Penulis: Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman, Kontributor Banyumas, M Iqbal Fahmi, Kontributor Solo, Labib Zamani, Kontributor Makassar, Hendra Cipto | Editor: Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/29/08000061/gelombang-pemudik-di-tengah-wabah-corona-ini-sikap-para-kepala-daerah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke