Salin Artikel

"Wajahnya Tertutup Masker, tapi Perannya Terlihat Nyata"

Aksara Homestay dikelola oleh Brili Agung (29), Direktur Utama PT Aksara Investama Proptindo.

Ia mengatakan, tenaga medis memiliki tugas yang berat dan berisiko terpapar virus.

"Wajahnya tertutup masker, tapi perannya terlihat dengan nyata," kata Brili melalui keterangan tertulis, Sabtu (28/3/2020).

Keputusan itu diambil setelah Brili mendengar kabar bahwa tenaga medis mendapatkan stigma dan diusir dari tempat tinggalnya.

"Mulai santer terdengar kabar tenaga kesehatan yang diusir dari kos atau kontrakannya karena stigma negatif masyarakat," ujar Brili.

"Mereka harus kita dukung penuh," sambung Brili.

Akasara Homestay tersebut memiliki 24 kamar dan mampu menampung 48 orang.

Selain beristirahat, para tenaga medis juga mendapatkan fasilitas sarapan, masker, dan hand sanitizer. Setiap hari, kamar mereka akan dibersihkan dan disemprot disinfektan secara rutin.

Fasilitas tersebut diberikan untuk melindungi dan melayani para tenaga kesehatan.

"Kemarin beberapa tenaga medis dari RSUD Margono Soekarjo mulai menempati Aksara Homestay. Lainnya akan segera menyusul," ujar Brili.

Untuk itu, ia memberikan dukungan penuh kepada tenaga medis yang berada di garis depan.

"Dukungan dari kita semua semoga dapat meringankan beban para pejuang kemanusiaan ini. Tak lupa kita terus doakan agar Allah SWT terus melindungi mereka, memberi kesehatan dan kekuatan dalam menjalankan tugas mulia ini," kata Brili.

Ia juga berharap agar masyarakat bekerja sama menghadapi wabah corona dan tidak membiarkan tenaga kesehatan bertarung sendiri di garda terdepan.

"Kepada seluruh pihak yang dapat membantu, Banyumas memanggil kita semua. Bagi yang ingin menyumbangkan makanan atau bantuan lainnya, bisa hubungi saya. Saya dibantu juga oleh Cozy Coz Care untuk penggalangan dananya," ujar Brili.

"Awalnya niat saya adalah menjadikan hotel saya itu tempat karantina karena banyak sekali pemudik dari kota besar datang ke Purwokerto."

"Ini bisa memperbesar pemaparan kepada warga masyarakat sini," ujar Brilli Agung dalam keterangannya kepada Tribunnews.com.

"Jadi saya sempat kepikiran niatnya sebelum mereka bertemu keluarga, mereka dikarantina di satu tempat."

"Saya menyiapkan Aksara Homestay itu menjadi salah satu tempatnya," imbuhnya.

Namun, ia mendengar dari rekannya yang bekerja di RSUD Margono Soekarjo yang memberikan informsi jika ada dua perawat yang diusir dari kos dan membutuhkan tempat tinggal.

"Akhirnya malam Jumat, langsung boleh masuk Aksara Homestay," terang Brili Agung.

Ia kemudian berkoordinasi termasuk dengan Bupati Banyumas, Achmad Husein.

"Gayung bersambut, saya langsung diminta untuk menyiapkan MoU dengan Direktur RSUD Margono Soekarjo," terangnya.

Salah satunya dukungan dari Cozt Coz Care, platform milik rekannya di Jakarta.

"Mereka menghubungkan orang-orang baik yang ingin berdonasi melawan pandemi Covid-19."

"Dari beragai macam sumber untuk membantu biaya operasional di Aksara Homestay," ungkapnya.

Menurut Brili, bisnis pariwisata dan perhotelan terpukul di tengah wabah corona. Ia juga mengatakan, tak ada gunanya mengeluh dan menyalahkan pihak tertentu.

Menurut dia, saat ini yang bisa ia lakukan untuk melawan pandemi coorna adalah memberikan apa yang ia miliki.

"Dan yang membuat saya tergerak karena gini ya, kita meratapi nasib pun enggak mungkin bisa."

"Sudah jadi pengetahuan umum, bisnis pariwisata dan hotel adalah bisnis yang pertama kali terpukul karena pandemi ini," terangnya.

"Daripada kita mengeluh, daripada kita mengalahkan sana-sini, ya udah ini saatnya saya untuk menutup secara komersial."

"Saya cover biaya operasionalnya dari swadaya atau mungkin dari teman-teman yang lain pasti nanti akan banyak tangan-tangan yang tergerak untuk membantu," terangnya.

Sementara itu, Direktur RSUD Margono Soekarjo dr Tri Kuncoro kepada Kompas.com mengaku mengapresiasi langkah yang dilakukan manajemen homestay.

Ia mengatakan, partisipasi masyarakat dalam penanganan Covid-19 saat ini sangat dibutuhkan.

"Alhamdulillah, terima kasih sangat membantu sekali, terutama bagi para tenaga kesehatan yang rumahnya jauh. Kedua, misal terjadi kelelahan. Ketiga, misalnya terjadi sensitivitas di warga, mungkin warga menolak atau bagaimana nanti bisa memanfaatkan bantuan tersebut," kata Tri.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul VIRAL Homestay di Purwokerto Dijadikan Tempat Istirahat untuk Tenaga Medis, Ini Kata sang Pemilik

https://regional.kompas.com/read/2020/03/28/15250011/wajahnya-tertutup-masker-tapi-perannya-terlihat-nyata

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke