Salin Artikel

Korban Terus Bertambah, Menkes Bahas Penanganan DBD di Sikka, NTT

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT Marius Jelamu mengatakan, Terawan ingin membahas penanganan demam berdarah dengue (DBD) di wilayah tersebut.

Hingga saat ini, warga NTT yang meninggal akibat DBD, mencapai 32 orang. Kabupaten Sikka berada di posisi tertinggi jumlah penderita DBD yang meninggal yakni 13 orang.

“Siang ini Menteri Kesehatan ke Sikka bahas penanganan DBD,” ujar Marius kepada Kompas.com, Senin (9/3/2020).

Menurut Marius, Terawan akan mengunjungi pasien DBD yang dirawat di RSUD TC Hillers Maumere.

Menteri Terawan juga akan menggelar rapat bersama Bupati Sikka, Dinas Kesehatan Sikka, Kadis Kesehatan NTT Dominikus Minggu, dan Kabid P2P  Dinkes NTT Erlina Salmun.

Untuk diketahui, jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terus bertambah.

Hingga Minggu (8/3/2020), tercatat sebanyak 32 warga NTT meninggal karena DBD.

Sedangkan, sebanyak 2.697 penderita DBD dirawat di rumah sakit.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan NTT Erlina R Salmun mengatakan, ribuan warga yang menderita DBD itu tersebar di 20 kabupaten dan satu kota.

"Di NTT, hanya Kabupaten Sumba Tengah yang bebas DBD," ujar Erlina kepada Kompas.com, Minggu.


Jumlah penderita DBD yang tertinggi berada di Kabupaten Sikka, yakni sebanyak 1.145 jiwa, dengan korban meninggal sebanyak 13 orang.

Pemerintah Kabupaten Sikka telah tiga kali memperpanjang status kejadian luar biasa (KLB) DBD sejak Januari hingga Februari.

Kementerian Kesehatan juga telah menurunkan tim ahli untuk meneliti jenis nyamuk di Kabupaten Sikka.

Pasalnya, kasus kematian akibat DBD di Kabupaten Sikka juga terjadi di dataran tinggi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka Petrul Herlemus mengatakan, tim ahli yang terdiri dari empat orang itu telah menangkap 1.000 nyamuk di Kecamatan Magepanda, untuk diteliti.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/09/12405591/korban-terus-bertambah-menkes-bahas-penanganan-dbd-di-sikka-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke