Salin Artikel

Bupati Azwar Anas Sebut Model Pencitraan Tak Lagi Efektif di Pilkada

Hal itu dikatakan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas usai menjadi pembicara dalam kegiatan vote festival yang diselenggarakan oleh KompasTV bersama KPU Jember dan LP2M Universitas Jember di Jember, Jawa Timur, Sabtu (7/3/2020).

Menurut Anas, era pencitraan bagi calon pemimpin sudah berakhir. Apalagi, bagi calon kepala daerah dari kalangan petahana.

Masyarakat dinilai semakin cerdas untuk memiliki calon pemimpinnya.

“Yang saya rasakan, era pencitraan pemimpin berakhir, karena rakyat akan bisa mengkroscek apa yang kami kerjakan," kata Anas.

Dia mencontohkan, apabila dirinya mempromosikan pariwisata Banyuwangi dengan foto yang menarik dan bagus, namun kondisnya berbeda dengan yang asli, maka dirinya akan mendapat respons negatif.

“Kick back akan sakit pada saya,” ujar dia.

Selain itu, bila ada pengaduan masyarakat tentang warga miskin, namun tidak segera ditangani, maka hal itu akan menjadi informasi viral di media sosial.

“Ini akan jadi masalah. Kroscek ini dilakukan di media sosial serba cepat, sehingga pelayanan juga harus serba cepat,” tutur dia.

Anas mengatakan, masyarakat sudah memiliki akses yang luas untuk memilih calonnya.

Semua data perkembangan suatu daerah bisa diakses melalui internet.

Anas menceritakan kesusahannya saat harus melawan petahana sebelum menjadi bupati.

Bahkan, dirinya harus tidur di kampung-kampung warga selama dua tahun untuk mengalahkan petahana.

“Karena untuk mengalahkan petahana tidak turun, tidak populer, tidak bisa,” ujar dia.



Untuk itu, dirinya turun ke pasar, shalat subuh bersama warga untuk mencuri hati rakyat.

Sebab, bila dirinya tidak turun, rakyat tidak akan memilih dirinya.

“Kualitas dan elektabilitas harus paralel berjalan,” kata Anas.

Menurut dia, dalam Pilkada 2020, masyarakat sudah semakin rasional.

Partai politik perlu memberikan banyak pilihan calon pemimpin yang berkualitas.

“Demokrasi seperti nasi padang, makan bebas, menu sudah ditentukan. Begitu juga di Pilkada, parta politik perlu menyajikan menu yang baik sesuai harapan,” kata Anas.

Hal senada juga disampaikan pakar politik dari FISIP Universitas Jember Agus Trihartono.

Menurut dia, mencuri hati rakyat dengan cara pencitraan sudah berlalu.

”Orang sudah mulai tahu mana yang pencitraan dan bukan, literasi warga sudah mulai bagus,” kata dia.

Dia menilai, banyak calon yang tidak mau turun ke tengah masyarakat, namun menggunakan gambar baliho sebagai iklan.

Menurut Agus, calon pemimpin seperti itu perlu melakukan inovasi dalam kampanye.

“Idealnya harus turun ke lapangan untuk menaikkan elektabilitas, memperoleh kepercayaan,” kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/08/09380891/bupati-azwar-anas-sebut-model-pencitraan-tak-lagi-efektif-di-pilkada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke