Salin Artikel

Daftar 7 Daerah di Indonesia yang Mengisolasi Jemaah Sepulang Umrah, Gejala Batuk Pilek dan Demam

Jemaah umrah asal Indonesia yang diisolasi tersebut mengalami gejala batuk, pilek dan demam.

Sedangkan diberitakan sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi mengumumkan adanya kasus corona di negara mereka, Senin (2/3/2020) kemarin.

Kini, pemerintah Arab Saudi menangguhkan seluruh kunjungan ke negara tersebut, termasuk untuk tujuan umrah.

Penangguhan dilakukan untuk menghindari penyebaran virus corona COVID-19.

Berikut rangkuman beberapa daerah di Tanah Air yang mengisolasi warga setelah mereka pulang dari umrah:

Setibanya di Indonesia pada Selasa (3/3/2020), M mengalami batuk, sesak napas serta demam tinggi hingga 38 derajat celcius.

"Sampai saat ini Saudi belum ada laporan yang menderita corona. Tapi kalau MERS juga belum ditutup, kami curiganya, diagnosa kerjanya mengarah ke suspect MERS," kata Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas II Palembang Nur Purwoko Widodo.

Saat ini M masih dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Muhammad Hoesin (RSMH) Palembang.

Kelimanya mengalami gejala demam, pilek dan batuk sepulang dari umrah.

Mereka rata-rata berusia di atas 60 tahun.

"Saat ini sudah ditangani," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Kariadi Agoes Poerwoko.

Empat pasien, kata Agus, kondidinya telah membaik. Sedangkan satu orang masih dalam perawatan.

Agus mengatakan, pasien telah diuji laboratorium.

"Jadi ada beberapa tahapan untuk mengirimkan hasil pemeriksaan, mulai dari pihak rumah sakit, dilanjut ke Dinas Kesehatan dan yang terakhir ke Litbangkes," katanya.

Pasien tersebut kali pertama masuk pada Selasa (3/3/3030) pukul 10.00 WIB.

Humas RSDP, Anam mengatakan pasien baru pulang menjalankan ibadah umrah pada 29 Februari 2020.

Hingga saat ini, belum dapat dipastikan apakah pasien tersebut terinfeksi corona atau tidak.

"Belum bisa dipastikan itu nCov atau tidak, yang pasti bahwa karena protap itu maka pasien itu dimasukkan kategori infeksius," kata dia.

Mereka diisolasi setelah pulang menjalankan umrah di Arab Saudi pada Senin (2/3/2020).

Empat orang tersebut mengalami gejala pilek dan demam.

"Kita tunggu sampai empat hari. Saat ini semua sampel yang diperlukan sudah dikirim ke laboratorium di Jakarta," kata Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud.

Pasien mengalami demam dan batuk pilek sepulang dari umrah.

R diketahui kembali ke Indonesia pada tanggal 1 Maret 2020.

Pasien masuk dalam kriteria pengawasan lantaran ada gejala batuk dan demam.

"Kondisinya sampai saat ini stabil karena baru hari perawatan pertama, kita masih monitor," kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Konsultan Paru RSUP Dr Sardjito Yogyakarta Ika Trisnawati.

T dan suaminya S (58) mengeluh batuk, pilek, demam dan sesak napas.

T kemudian masuk ruang isolasi RSUD R Syamsudin, Kota Sukabumi.

Sedangkan suaminya, S dinyatakan dalam kategori pemantauan sesuai protap.

Namun T kemudian meninggal dunia saat diisolasi.

Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi mengatakan, T meninggal belum dipastikan karena corona.

Sebab, perlu pemeriksaan Laboratorium Balitbang Kesehatan Kemenkes untuk memastikan corona atau tidak.

Saat ini pihaknya masih menunggu hasil laboratorium.

"Sementara, kami berkeyakinan meninggalnya pasien karena kondisi penyakit jantung yang diderita," katanya.

"Yang setelah umrah ada dua pasien dari habis umrah satu laki satu perempuan umur 67 tahun. Satu negatif, tinggal satu lagi saja yang masih menunggu (laboratorium)," kata Kepala Dinas Kesehatan Bali I Ketut Suarjaya.

Pasien yang baru kembali dari umrah itu lalu dirujuk ke BRSU Tabanan.

Dinas Kesehatan Bali kini masih menunggu hasil laboratorium.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Budiyanto, Aji YK, Acep Nazmudin, Riska Farasonalia | Editor: Abba Gabrilin, Farid Assifa, Dony Aprian, Teuku Muhammad Valdy Arief, Pythag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/04/09090011/daftar-7-daerah-di-indonesia-yang-mengisolasi-jemaah-sepulang-umrah-gejala

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke