Salin Artikel

Pastikan Penyebab Kematian Ikan, Sampel Air Laut di Malut Dikirim ke Manado

Sampel air yang menyebabkan biota laut mati itu dikirim ke SGS Water Laboratorium Nusantara di Manado, Sulawesi Utara.

Kepala Seksi Pencemaran BLH Malut Farid mengatakan, hasil laboratorium akan keluar dalam delapan hari.

BLH Malut tak membawa sampel ikan mati, karena kandungan logam berat bisa dideteksi dari sampel air laut.

“Jadi sebetulnya dengan pengambilan kualitas air yang lengkap parameternya tidak perlu sampel ikan, karena di logam berat itu bisa dilihat di situ jenis logam berat apa,” kata Farid saat dihubungi Kompas.com, Jumat (28/2/2020).

Sementara itu, Kabid Pengawasan dan Penataan Lingkungan Hidup DLH Kota Ternate Nasrul Andili menyebut, sampel air laut diambil di tiga lokasi penemuan biota laut yang mati.

Sampel air laut diambil di tiga kedalaman berbeda, yakni 30 meter, 20 meter, dan 10 meter.

Kata Andili, sampel diambil pada Rabu (26/2/2020) dan dikirimkan ke Manado pada Kamis (27/2/2020).

“Tidak ada cemaran bahkan ada ikan-ikan kecil yang hidup. Outlet-outlet itu hanya dari alir hotel-hotel di pesisir kota, tidak ada industri berat untuk kategori limbah sehingga disimpulkan cemaran bukan berasal dari limbah kota,” kata Andili melalui pesan whatsapp.

Terkait fenomena itu, BLH Malut mengimbau masyarakat tak mengonsumsi ikan yang ditemukan mati di perairan itu. Masyarakat juga dilarang memakan kerang atau siput yang berada di daerah tercemar.

Seperti diberitakan, beberapa hari lalu, masyarakat di Pulau Makian, Kabupaten Halmahera Selatan dihebohkan dengan perubahan warna air laut kecoklatan di beberapa titik. Kondisi ini diikuti dengan kematian ikan yang mendadak secara massal.

Sehari setelahnya, kejadian yang sama terjadi di hampir sepanjang Perairan Falajawa Kota Ternate. Banyak ikan ditemukan mati di laut dan pesisir.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/29/22515281/pastikan-penyebab-kematian-ikan-sampel-air-laut-di-malut-dikirim-ke-manado

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke