Salin Artikel

Cerita Pengungsi Banjir Karawang: Sejak Awal Tahun, Sudah 7 Kali Banjir Menerjang...

Sebab, banjir di desa itu belum juga surut.

Pantauan Kompas.com di lokasi, puluhan warga tengah duduk-duduk di balai-balai di pinggir jalan yang tak tergenang, di rumah-rumah tetangga yang aman dari banjir.

Ibu-ibu tengah duduk di balai bambu yang bagian bawahnya terendam, sembari menggendong buah hatinya yang masih balita.

Petugas SAR, personel TNI, Polri hingga relawan berlalu lalang mengevakuasi warga.

Ada pula yang tengah mendirikan tenda pengungsian.

Sejumlah anak-anak nampak tengah bermain air di halaman sekolah yang juga terendam.

Ada juga anak-anak penyintas banjir yang justru berpose saat tahu ada memotret mereka.

Sebab, ketinggian air banjir di dusunnya mencapai leher orang dewasa.

"Saya pilih mengungsi," kata Nyamah.

Ia menyebut banjir kali ini lebih besar ketimbang tahun-tahun sebelumnya.

Sejak awal tahun saja, lebih dari tujuh kali banjir menerjang.

Ia harus menjual seluruh telur bebek miliknya kepada seseorang asal Jakarta.

Awalnya, Acing mengaku kebingungan memasarkan telur-telur miliknya.

Sebab, warga desanya yang biasa berlangganan tak bisa membeli.

"Boro-boro mikir buat beli telur, orang sedang kebanjiran, gak ada duit," katanya.

Acing juga menyebut banjir kali ini lebih besar dari banjir 2013 lalu.

Bahkan dalam sebulan, sudah tiga kali banjir besar menerjang.

Akibat banjir tersebut, sebanyak 14.808 rumah terandam dan 47.670 warga dari 15.734 KK.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 9.770 warga mengungsi.

"Salah satu yang terparah di Karangligar," kata Acep.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/27/07150021/cerita-pengungsi-banjir-karawang--sejak-awal-tahun-sudah-7-kali-banjir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke