Salin Artikel

Ketika Buaya Berkalung Ban Pindah ke Toko Roti

Bukan buaya sesungguhnya, tapi roti berbentuk buaya lengkap dengan bannya kini terpanjang di sebuah toko roti Master Bakery, Jalan Trans Sulawesi, Kota Palu, Sulawesi Tengah

Pemilik toko roti, Abraham (58) tidak menyadari jika roti buaya berkalung ban yang diproduksinya kemudian viral di media sosial.

"Tadinya saya buat dua buah roti buaya berkalung ban ukuran 60 cm. Satu saya tinggal di toko satu lagi saya bawa ke warkop (warung kopi) tempat biasa saya minum kopi. Kita makan ramai-ramai," kata Abraham, Kamis (20/2/2020).

Roti buaya berkalung ban itu mulai viral, Rabu (19/2/2020). Dampak viral roti buaya berkalung ban itu, Master Bakery akhirnya kewalahan menerima orderan.

"Saya tidak menyangka ini sampai viral, akhirnya sejak kemarin saya berlakukan lembur bagi karyawan untuk buat roti buaya," ungkap Abraham.

Roti buaya dengan isi coklat ini dibuat dari ukuran kecil hingga besar. Harganya berkisar antara Rp. 7.000 hingga Rp 80.000.

Abraham bahkan berencana membuat satu lagi roti buaya berkalung ban dengan ukuran yang hampir menyerupai ukuran aslinya. Termasuk juga warnanya kulit buaya sama dengan buaya yang ada di sungai Palu.

Namun, ide untuk menambahkan ban muncul ketika Matthew Nicolas Wright atau Matt Wright dan Chris Wilson yang bergabung dengan tim Satuan Tugas (satgas) penyelamatan Satwa liar di bawah kendali Balai Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah.

Jemmy (30), salah seorang pembeli mengaku penasaran ingin membeli roti buaya untuk anaknya.

"Roti buaya berkalung ban ini viral, makanya saya penasaran, saya mau beli buat anak saya. Pasti dia suka ini," kata Jemmy.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/20/12282961/ketika-buaya-berkalung-ban-pindah-ke-toko-roti

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke