Salin Artikel

Rumahnya Digusur, Janda Miskin 11 Anak Kini Tinggal di Tenda Darurat

“Tenda dan berbagai kelengkapan ini diberikan kepada Sabariah untuk tempat tinggal sementara selama proses rumahnya dibangun kembali,” kata Helmi, staf bagian gudang logistik BPBA kepada Kompas.com usai mendirikan dan menyerahkan bantuan kepada Sabariah, Rabu (19/02/2020).

Helmi menyebutkan, bantuan tenda yang diberikan kepada korban bencana sosial itu setidaknya dapat ditempati sementara oleh Sarbiah beserta 11 orang anaknya yang sebelumnya terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabat.

“Dengan adanya bantuan tenda itu, Sarbiah dan anak-anaknya bisa tidur di tenda sementara, yang kita serahkan tadi lengkap, tempat tidur, selimut, juga sedikit sembako,” katanya.

Sementara itu, Sarbiah kepada Kompas.com mengaku tanah tempat rumah gubuknya berdiri itu sebelumnya milik dia.

Namun delapan tahun lalu, tanah itu terpaksa ia jual untuk biaya berobat suaminya yang mengalami sakit yang tak kunjung sembuh.

“Dulu tanah itu sudah kami jual untuk biaya berobat suami saya, suami saya sudah meninggal delapan tahun lalu saat anak saya yang bungsu dalam kandungan,” ucapanya.

Setelah suaminya meninggal, Sarbiah yang tidak berpenghasilan dan hanya menjadi buruh tani di kampungnya.

Ia tidak dapat membeli tanah lagi untuk rumahnya, sehingga lama-lama pemilik tanah meminta agar rumah Sarbiah dibongkar karena akan ditanami tanaman. 

“Sudah disuruh rumahnya, tapi saya bingung tidak tahu mau dibawa ke mana rumah lantaran belum sanggup beli tanah lain untuk dipandahkan rumah, sehingga kemarin Selasa (18/02/2020) pemilik tanah tidak mau tahu, pokoknya saya harus bongkar rumah itu,” ucapnya.

Dibantu oleh kepala Desa dan warga, bangunan rumah Sarbiah yang berkonstruksi kayu itu kini telah dibongkar dan diangkut ke tanah warga lain berukuran 10 x 10 yang akan dia beli dengan cara menyicil.

Rencananya, rumah Sarbiah dibangun dengan memanfaatkan sebagian material kayu, papan dan seng bekas dari rumah lama.

Pembangunan dilakukan komunitas Kami Peduli Bireuen (KPB). 

“Komunitas Kami Peduli Bireuen (KPB) akan membantu membangun rumah Sarbiah, dengan menggunakan sebagian material bekas yang masih dapat digunakan, tanah tempat dibangun rumah sekarang harganya Rp 13 juta, tapi baru dia bayar Rp 5 juta, sisanya akan dia cicil,” jelas Deny Putra, koordinator Kami Peduli Bireuen (KPB).

https://regional.kompas.com/read/2020/02/20/08000141/rumahnya-digusur-janda-miskin-11-anak-kini-tinggal-di-tenda-darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke