Salin Artikel

Kronologi Nenek Tertabrak Kereta di Tasikmalaya, Pulang Jalan Kaki Susuri Rel Karena Habis Ongkos

Suami korban Suhdi (68), mengaku sebelum kejadian korban menghubungi keluarga di Tasikmalaya memberitahukan kehabisan ongkos setelah pulang dari salah seorang anaknya di Bandung.

Namun sesuai keterangan anaknya di Bandung, istrinya tersebut tanpa pamit memaksa pulang ke Tasikmalaya.

"Awalnya saya akan menyusul ke Bandung pagi ini, karena anak saya di sana nelepon kalau ibunya kehabisan ongkos," jelas Suhdi saat dimintai keterangan wartawan di Kamar Mayat RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya, Jumat pagi.

"Mungkin, karena ongkos gak cukup, istri saya naik bus sampai Rajapolah dan menyusuri rel berjalan kaki mau pulang ke rumah. Kebetulan rumah kami dekat rel." 

Tak ada firasat istri meninggal ditabrak KA

Selama ini, Suhdi dan keluarganya tak memiliki firasat apapun sebelum kejadian istrinya tewas tertabrak kereta api.

Kondisi korban selama ini sehat dan tak terlibat permasalahan di lingkungan keluarga. Namun, istrinya selalu mengunjungi anak-anaknya selama ini di wilayah Ciamis, Garut, Bandung dan Jakarta.

"Gak ada masalah apa-apa, kami baik-baik saja. Istri saya pamit mau berkunjung ke anak-anaknya di Ciamis dan Bandung sejak Selasa (12/2/2020) kemarin. Baru ada kabar dari polisi kalau istri saya meninggal tertabrak kereta, saya langsung ke sini (kamar mayat)," tambah Suhdi.

Keluarga pun sempat mengetahui kalau korban kehabisan ongkos selain dari anaknya, terdapat surat laporan korban sebelumnya melapor ke Polsek Cibeunying Kidul Bandung pada Kamis (13/2/2020).

"Tadi saya temukan surat laporan istri saya ke Polsek Cibeunying Kidul Bandung yang menyatakan kehabisan ongkos. Dalam suratnya korban melapor Kamis kemarin," tambahnya.


Kondisi tubuh mengenaskan

Saat ini mayat korban akan langsung dibawa keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya.

Mayat korban sebelumnya telah diperiksa oleh Tim Inafis Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota dan dokter di kamar mayat RSUD Soekardjo Kota Tasikmalaya.

Diberitakan sebelumnya, Sarnah (62), seorang nenek asal Jalan Burujul III Sindangreret Kelurahan Nagarasari Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya. 

Ia diketahui tertabrak kereta api sampai hingga kondisinya mengenaskan di KM 4 Desa Dawagung, Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (14/2/2020) pagi.

Kejadian itu saat melintas Kereta Api Kahuripan Jurusan Blitar-Kiara Condong di lokasi tewasnya korban dengan masinis utama Doni Yanuar sekitar pukul 04.30 WIB tadi.

Petugas Perlintasan Kereta Api Dawagung Rajapolah, Tatang Yunardi mengatakan, dirinya mendapatkan laporan dari masinis kereta api tersebut ada seseorang yang tertabrak.

Korban tak dengar peringatan dari KA Kahuripan 

Diduga saat itu korban sedang berjalan kaki di rel kereta api. Tanpa disadari, muncul kereta api Kahuripan dari arah Tasikmalaya menuju Bandung.

Saat kejadian korban tak berupaya menghindar meski tanda peringatan kereta dinyalakan berulang-ulang kali hingga akhirnya tertabrak kereta api.

Tatang pun langsung mengecek ke lokasi dan melihat korban diduga sengaja bunuh diri karena saat kereta api melintas tak berupaya menghindar.

"Sebelumnya, saya tidak melihat ada orang yang berjalan kaki saat kereta api akan melintas. Diduga korban sengaja masuk perlintas begitu kereta api akan melintas," katanya. 

"Namun, saat masinis melaporkan ada yang tertabrak saya langsung mengecek," tambahnya. 

https://regional.kompas.com/read/2020/02/14/15253791/kronologi-nenek-tertabrak-kereta-di-tasikmalaya-pulang-jalan-kaki-susuri-rel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke