Salin Artikel

Mengintip Hangatnya Perbincangan Warganet soal Virus Corona di Medsos

Dengan menggunakan artificial intellegence, Indonesia Indicator (I2) mencatat pembicaraan terkait Corona di Indonesia dipicu gencarnya pemberitaan di media online (daring).

“Sepanjang 2 Januari hingga 5 Februari 2020, isu tentang virus Corona yang diberitakan 1.339 media daring jumlahnya mencapai 53.000 berita,” ujar Direktur Komunikasi I2 Rustika Herlambang saat dihubungi Jumat (7/2/2020).

“Presiden Jokowi, Menkes Terawan, serta Menlu Retno Marsudi, menjadi influencer terbesar isu virus Corona di Indonesia,” tambah Rustika.

Menurutnya, media juga memframing isu virus Corona yang cukup berdampak dalam perekonomian di Indonesia hingga tingkat paling bawah.


Pasar tradisional waspada, bawang putih melonjak

Pasar-pasar tradisional cukup waspada terhadap virus tersebut, di antaranya tidak lagi menjual ular dan kelelawar atau binatang yang dianggap akan menularkan virus Corona.

Demikian juga dengan harga bawang putih yang melonjak karena tidak adanya pasokan bawang dari Cina.

“Demikian juga dengan nilai tukar uang yang fluktuatif menyusul berbagai perkembangan Corona di Indonesia,” kata dia.

Dari sisi persebaran isu, virus ini menjadi perbincangan di berbagai wilayah di Indonesia. Itu artinya, isu ini dianggap sangat dekat dan menjadi perhatian masyarakat.

Di Twitter, warganet merespon isu virus Corona dengan emosi anticipation. Mereka menunjukkan kekhawatiran atas persebaran virus dan sangat mengharapkan pemerintah bisa memberikan jaminan keamanan bagi masyarakat Indonesia.

Menurut dia, warganet milenial paling banyak bereaksi atas isu ini, yakni sebesar 83,7 persen. Dari sisi jenis kelamin, terdapat 43,3 persen perempuan, dan 56,7 persen laki-laki.


Beda respons warganet Indonesia vs Malaysia

Isu virus Corona, dipercakapkan sebanyak 124.175 dari 73.534 akun. Dengan menggunakan metode Social Network Analysis (SNA), isu kesehatan ini terbagi dalam empat kelompok percakapan, dengan 28,43 persen mengaitkan isu Corona dengan isu politik, dan 71,57 persen tidak mengaitkan dengan isu politik.

“Secara umum, kekhawatiran menjadi isu yang memicu percakapan di kalangan kelompok ini,” ujar Rustika.

Percakapan dan perdebatan warganet terkait isu virus Corona di Facebook juga cukup menarik. Terdapat 65.782 aktivitas di Facebook dari 18.580 akun.

Sedikit berbeda dengan situasi di media sosial Twitter, warganet facebook dari Indonesia dan Malaysia saling merespons perkembangan isu Corona di wilayah kedua negara.

Pada awalnya, warganet Facebook Indonesia merespons kebijakan pemerintah Malaysia yang tidak bisa begitu saja menghentikan warga China memasuki Malaysia, sebab tidak semua warga China berasal dari Wuhan.

Hal ini terjadi karena saat itu, warga Malaysia masih melihat wabah penyakit harus disampaikan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh Health Organisation (WHO).


Penolakan visa warga China

“Meski terlihat ada tekanan dari masyarakat Malaysia, pemerintah Malaysia dipercakapkan masih perlu mengikuti pedoman secara profesional, bukan berdasarkan sentimen, emosi, apalagi tekanan netizen,” kata Rustika.

Namun, dalam beberapa hari terakhir Pemerintah Malaysia sudah menolak mengeluarkan visa untuk warga RRC yang berasal Kota Wuhan, dan Provinsi Hubei tempat virus Corona muncul.

Selain itu, dalam jejaring percakapan terpisah, terlihat adanya saling memberi informasi di kalangan warganet Facebook untuk menghindari virus Corona.

Isu lain yang mengemuka di Facebook adalah pertemuan Gubernur Sumatera Barat dengan turis asal Cina, serta pemberitahuan dari Kementerian Kesehatan tentang metode pencegahan influenza akibat virus Corona.

“Sebanyak 48,28 persen warganet di Facebook lebih banyak berkonsentrasi pada berbagai perkembangan isu Corona di media, memberikan komentar, kekhawatiran, dan harapan pada masyarakat dan pemerintah agar lebih waspada,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/07/14530221/mengintip-hangatnya-perbincangan-warganet-soal-virus-corona-di-medsos

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke