Salin Artikel

Orangtua dari Mahasiswa RI yang Masih Berada di China: Semoga Pemerintah Berikan Solusi

Arif saat ini tinggal di mes di kompleks kampus.

Dari tempat Arif tinggal, Kota Wuhan, sumber ditemukannya virus corona berjarak sekitar 600 hingga 700 kilometer.

Kusyanta mengaku khawatir mendengar virus mematikan yang saat ini sedang mewabah di Negara Tirai Bambu ini.

"Ya khawatir mendengar berita tentang virus corona," kata Kusyanta saat ditemui di rumahnya Kamis (30/1/2020). 

Kekhawatiran itu hampir setiap hari menghantui pria yang berprofesi sebagai tukang tambal ban ini.

Dia tidak mengetahui harus menghubungi kemana untuk mendapatkan informasi terkini kondisi di China.

Saat disinggung apakah sudah menghubungi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI), ia hanya menggelengkan kepala.

Kusyanta menjawab tidak memiliki kenalan untuk dihubungi.

"Terakhir telepon dengan Arif hari Senin (27/1/2020) kemarin," ucap Kusyanta

Dari cerita Arif, kondisinya saat ini baik-baik saja.

Namun , di Kota Jiangsu, banyak toko yang sudah tutup dan membutuhkan masker untuk stok beberapa pekan ke depan.

Meski ada penyebaran virus corona, Arif tetap dapat beraktivitas di luar ruangan seperti biasa.

Hanya saja, harus selalu memakai masker.

Kusyanto menceritakan, anaknya berangkat ke China pada September 2018.

Selama setahun terakhir Arif belajar bahasa mandarin, dan rencananya akan menjalani studi jurusan perhotelan di YPC selama 3 sampai 4 tahun.

Dia berangkat setelah lulus dari Pondok Pesantren Darul Quran, dan mendapatkan beasiswa di YPC.

"Awalnya mau kuliah jurusan otomotif, tapi sampai di sana berubah masuk jurusan perhotelan. Saya sebagai orangtua hanya pasrah saja, anaknya juga sudah dewasa," ucap Kusyanto. 

Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Arif magang di sebuah hotel. Perkuliahan saat ini sedang libur.

Saat ini kegiatan magang sedang diliburkan karena virus corona. 

Arif berangkat bersama sembilan orang lainnya dari DIY.

Beberapa teman dari Indonesia sudah persiapan untuk pulang.

Namun, Arif memilih untuk tetap tinggal di China karena keterbatasan biaya.

"Katanya ada yang akan pulang ke Indonesia, tetapi saya tanya kembali dia baiknya seperti apa. Ia memilih untuk tinggal karena tidak ada biaya," ucap Kusyanto. 

"Semoga keadaan semakin membaik, dan harapannya pemerintah Indonesia juga memberikan solusi terbaik," ucap Kusyanto menambahkan.

Ibu Arif, Maryatun berharap semoga tidak terjadi apa-apa pada anaknya dan dapat segera pulang berkumpul bersama keluarga.

Maryatun hampir setiap hari berkomunikasi melalui pesan singkat dengan Arif.

"Selama tinggal di sana tak ada yang dikeluhkan, hanya saat musim dingin ada salju. Pokoknya yang terbaik untuk anak saya," kata Maryatun. 

https://regional.kompas.com/read/2020/01/30/16102351/orangtua-dari-mahasiswa-ri-yang-masih-berada-di-china-semoga-pemerintah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke