Salin Artikel

Fakta Banjir di Tapanuli Tengah, 7 Orang Meninggal, 700 Keluarga Mengungsi

KOMPAS. com - Hujan deras yang terjadi di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara (Sumut), pada Selasa (28/1/2020) sore hingga Rabu (29/1/2020) dini hari mengakibatkan tujuh desa di Kecamatan Barus, terendam banjir dengan ketinggian mencapai 2,5 meter.

Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Aek Sirahar yang berada di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah.

Adapun daerah yang terendam banjir yaitu Desa Kampung Mudik, Desa Pasar Tarandam, Desa Bungo Tanjung, Desa Kinali, Desa Ujung Batu, Kelurahan Batu Gerigis, dan Kelurahan Padang Masiang.

Akibat bencana itu, tujuh orang dilaporkan meninggal dunia, 22 mengalami luka-luka dan 700 keluarga mengungsi.

Pasca-kejadian itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumut untuk memberikan bantuan bagi korban becana banjir di Tapanuli Tengah.

Berikut ini fakta banjir di Tapanuli Tengah yang Kompas.com rangkum:

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Tapteng Safaruddin Nanda Nasution mengatakan, banjir yang terjadi di Tapanuli Tengah disebabkan meluapnya Sungai Aek Sirahar.

Akibat luapan tersebut, sedikitnya tujuh desa dan kelurahan terendam air dengan ketinggian mencapai 2,5 meter.

Adapun daerah yang terendam banjir yaitu Desa Kampung Mudik, Desa Pasar Tarandam, Desa Bungo Tanjung, Desa Kinali, Desa Ujung Batu, Kelurahan Batu Gerigis, dan Kelurahan Padang Masiang.

"Akibat kejadian banjir ini sedikitnya 700 keluarga mengungsi," ujar Nanda ketika dikonfirmasi lewat telepon, Rabu (29/1/2020).

 

Selain 700 keluarga mengungsi, juga mengakibatkan tujuh orang meninggal dunia.

"Sudah tujuh orang," kata Nanda Nasution kepada kompas.com, Rabu sore.

"Dua orang, yaitu pasangan suami isteri yang hanyut terbawa arus banjir di Kecamatan Barus, dan lima orang warga yang tertimbun longsor di Bonan Dolok, Kecamatan Andam Dewi." sambungnya.

Lima warga yang tertimbun longsor, kata Nanda berhasil dievakuasi pada waktu yang berbeda.

Para korban yang berhasil diidentifikasi adalah Adwirzah Tanjung (60) dan Idwaranisa (58), keduanya warga Kelurahan Padangmasiang, Kecamatan Barus.

Kemudian, Marpaung (50), Juster Sitorus (55), Pardamean Boru Manalu (85), Abdul Rahman (72), dan Esrin Pane (48). Semuanya warga Bonandolok, Kecamatan Andamdewi.

 

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibobo mengungkapkan, banjir yang terjadi pada Rabu dini hari mencapai 2 hingga 2,5 meter.

Tim gabungan yang terdiri dari BPBD, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan dan Basarnas saat ini mengevakuasi para warga terdampak ke posko pengungsian BPBD.

Proses evakuasi di lapangan, lanjut Agus, menghadapi beberapa persoalan.

"Yakni lantaran ada 4 kecamatan yang terdampak banjir dan minimnya alat untuk mengevakuasi para korban," ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.

BPBD Tapanuli Tengah saat ini telah mendirikan tenda pengungsian bagi korban terdampak banjir.

Sedangkan Dinas Sosial mendirikan dapur umum di lokasi bencana.

 

Pasca-bencana banjir tersebut, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memerintahkan BPBD Sumut untuk memberikan bantuan bagi korban becana banjir di Tapanuli Tengah.

Diketahui, akibat banjir itu merendam tujuh desa di Kecamatan Barus dan menewaskan tujuh orang.

"Tadi malam, Bapak Gubernur (Edy Rahmayadi) langsung memerintahkan saya untuk segera memberikan bantuan dan melakukan pendampingan bencana banjir, Bapak Gubernur juga akan langsung meninjau lokasi," kata kepala Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis lewat sambungan telepon kepada Kompas.com, Rabu malam.

Sumber: KOMPAS.com (Oryza Pasaribu, Mei Leandha, Editor: Faris Assifa, Aprilia Ika, Pyhtag Kurniati)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/30/13053751/fakta-banjir-di-tapanuli-tengah-7-orang-meninggal-700-keluarga-mengungsi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke