Salin Artikel

Tanggap Darurat Banjir Bandang Lebak Akan Berakhir, Pembangunan Huntara Dikebut

Di desa tersebut hingga saat ini masih terdapat 200 jiwa yang masih bertahan di pengungsian tenda darurat sejak 1 Januari 2020 lalu.

"Kami berinisiatif membangun hunian sementara ini, tak lain karena alasan kemanusiaan. Bantuan berupa makanan, logistik dan lainnya memang sudah cukup. Tapi belum ada yang memikirkan dimana para pengungsi ini akan tinggal sementara", kata Krisnawati, pemimpin kelompok relawan yang membangun huntara di Desa Bungur Mekar, Sajira, Sabtu (25/1/2020).

Krisnawati mengatakan, pembangunan huntara sudah dikerjakan sejak 15 Januari lalu. Pengerjaan melibatkan para pengungsi dan masyarakat setempat mulai dari penyediaan lahan, pengadaan material, hingga proses pembangunan.

Total terdapat 20 huntara yang sudah dibangun. Huntara tersebut sudah bisa ditempati oleh warga mulai 25 Januari kemarin.

Selain huntara, di lokasi tersebut juga dibangun fasilitas pendukung lain, seperti MCK lengkap dengan sumur bor untuk pasokan air bersih, mushola dan sarana bermain anak.

Kehadiran huntara ini disambut gembira oleh para pengungsi. Salah satu pengungsi, Iwan, mengatakan, sudah jenuh tinggal di tenda darurat hampir satu bulan, anaknya juga kerap sakit-sakitan lantaran udara dingin saat malam hari, apalagi tengah musim hujan.

"Kondisi di tenda darurat sangat tidak nyaman, saya pribadi bisa tidur dimana saja, tapi anak dan istri tidak bisa, mereka butuh tempat nyaman, satu bulan cukup di tenda darurat," kata Iwan.

Rumah Iwan yang berada di bantaran sungai Ciberang, hanyut saat banjir bandang menerjang. Dia mengatakan tidak ada barang yang bisa diselamatkan, untuk pakaian dan kebutuhan sehari-hari, dia dan keluarganya mengandalkan dari bantuan.

Pengungsi lain, Samudi, mengatakan, tinggal di Huntara, membuat dirinya tenang meninggalkan keluarganya untuk mencari pekerjaan. Setelah bencana, kata dia, Samudi menjadi pengangguran, lantaran lahan pertaniannya juga hancur diterjang banjir bandang.

"Mungkin bisa cari nafkah ke kota, lahan di sini sudah habis, selain banjir bandang juga karena dibebaskan untuk pembangunan Waduk Karian," kata dia. 

Kepala Desa Bungur Mekar, Makmun, mengatakan di desanya terdapat 983 KK yang terdampak banjir bandang. Saat ini sebagian pengungsi sudah mulai kembali ke rumah, sisanya masih bertahan di pengungsian atau tinggal di rumah saudara dan kerabat.

Untuk korban yang masih tinggal di pengungsian, Makmun berharap, ada pembangunan huntara lain, sambil menunggu uang bantuan dari pemerintah.

"Penggantian itu dari daerah, dijanjikan akan diberi Rp500.000 per KK untuk uang sewa rumah sementara. Untuk pembangunan rumah, khusus di Desa Bungur Mekar diupayakan uang pembebasan lahan Waduk Karian dipercepat pencairannya," kata Makmun.

Dilaporkan sebelumnya, Banjir Bandang menerjang Kabupaten Lebak, Rabu (1/1/2020). Banjir bandang terjadi lantaran aliran sungai Ciberang yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meluap.

Enam kecamatan yang terdampak banjir yakni Cipanas, Sajira, Lebakgedong, Curugbitung, Maja dan Cimarga.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/27/12284781/tanggap-darurat-banjir-bandang-lebak-akan-berakhir-pembangunan-huntara

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke