Salin Artikel

Kisah Nenek Rubingah, Ditendang karena Dituduh Mengutil, Berawal dari Seplastik Mangga

Seorang warga merekam kejadian tersebut dan videonya viral di media sosial.

Peristiwa tersebut terjadi di Pasar Gendeng (Pasar Protojoyo), Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman beberapa hari yang lalu.

Di video tersebut terlihat tas nenek Rubingah ditarik oleh seorang pria.

Bahkan masker dan kain penutup kepala yang digunakan Nenek Rubingah dilepas paksa oleh seseorang yang ada di lokasi.

Nenek Rubingah terlihat meminta maaf dan mengaku tidak membawa KTP.

Dituduh mengambil mangga

Pria yang menendang Nenek Rubingah adalah Ngadirin (60) salah satu penjual di pasar. Ia mengaku menyesal karena bertindak kasar pada Rubingah.

Peritiwa tersebut berawal saat Marini, seorang pedagang mengejar Nenek Rubingah sambil meneriaki maling.

Martini menyebut Rubingah mengambil satu kresek penuh mangga di stok buah yang lokasinya tak jauh dari lokasinya berdiri.

"Saya lihatin sambil melayani pembeli, ibu itu kok lama, tahu-tahunya tanganya masuk ke kotak padahal saya tutup rapat. Mangga saya diambil satu kresek penuh," ungkapnya.

Saat Martini berteriak, Rubingah justru berjalan menjauh.

"Saya bilang, kalau mau buah minta, ngomong, ojo nyolong (jangan mencuri). Saya minta, terus jualan lagi, intinya saya iklas tidak mempermasalahkan lagi," ucapnya.

Martini kemudian meminta Rubingah pergi. Namun ia mendapat kabar bahwa Rubingah dibawa ke kantor pasar.

"Selang beberapa menit ada yang bilang, mbah e (Rubingah) sekarang di kantor. Saya kasihan, langsung saya susul ke kantor, terus saya suruh pulang, besok jangan diulangi lagi," ucapnya.

Martini tidak tahu jika teman sesama peadagang, Ngadiri menendang Nenek Rubingah.

Sementara itu Ngadirin mengaku berinisiatif mengejar Rubingah dan menendangnya hingga mengenai tas yang dikenakan Rubingah.

"Iya nendang tapi tidak kena (orangnya), kena tasnya. Terus saya bawa, diseret ke kantor (kantor pasar)," ujar Ngadirin.

"Ya saya menyesal," ujar Ngadirin saat ditemui, Rabu (22/1/2020).

Ia pertama kali mengetahui video tersebut dari Facebook.

"Saya buka Facebook, ternyata Saya di-tag oleh salah satu warga. Saya lihat, saya baca kok warga saya," katanya saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (22/1/2020).

Di komentar, Suharmadi meminta agar video tersebut dihapus dan ia meminta maaf kepada semua pihak yang dirugikan.

Suharmadi pun menuliskan nomor ponselnya dan meminta siapapuan yang ingin meminta ganti rugi atas perbuatan Nenek Rubingah segera menghubungi dirinya.

"Saya kan di medsos kan juga bilang kalau ada pedagang yang merasa dirugikan, hubungi saya, akan saya ganti. Tapi sampai sekarang belum ada yang menghubungi," katanya.

"Ibunya itu kalau diajak ngobrol itu susah, kadang nyambung kadang tidak. Harapan saya bisa diselesaikan secara kekeluargaan," katanya.

Sementara itu Sularsih Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Gendeng (Pasar Protojoyo) mengatakan saat kejadian, ia tidak ada di lokasi.

Namun ia mendapatkan laporan ada seorang pria yang menendang nenek yanf mengutil di pasar sebelah timur.

"Kepala pasar menghubungi, menyuruh saya seandainya enggak seberapa diselesaikan kekeluargaan saja. Terus simbahnya (Rubingah) saya tanya alamatnya mana? bawa KTP enggak? Dia bilang enggak bawa," ucapnya.

Sularsih kemudian melepaskan Nenek Rubingah. Namun sebelum pergi, sang nenek sempat meminta uang kepadanya.

Jadi tukang pijat

Nenek Rubingah selama ini bekerja sebagai tukang pijat untuk mendapatkan penghasilan. Namun permintaan memijat tidak datang setiap hari.

"Ya kadang ada yang memberi, kadang cari sendiri biasanya memijat, tapi kan tidak pasti. Raskin dulu dapat, sekarang dapatnya (bantuan) kalau pas ada zakat atau kegiatan sosial organiasi, ini tadi ada dari anggota DPRD datang kesini memberikan bantuan," ungkapnya.

Selama ini Nenek Rubingah hidup sebatang kara setelah bercerai dengan suaminya 15 tahun yang lalu.

Saat ini mantan suami Rubingan tinggal di Lampung bersama anaknya.

Semenjak berpisah dengan suami dan anaknya, Nenek Rubingah terlihat pendiam dan jarang berada di rumah. Ia sering terlihat jalan kaki berkeliling.

Ada dugaan Nenek Rubingah depresi karena pisah dengan suami dan anaknya.

Di Dudun Kranggan I, Nenek Rubingah masuk kategori warga tidak mampu dan tidak ada listrik di rumahnya.

"Sudah lama tidak ada listrik (di rumah Rubingah), rumahnya kan seperti itu," bebernya.

Sementara itu Duel Umara (65) bercerita Nenek Rubingah tetangganya tidak tentu pulang ke rumah dan sering keluar rumah dengan jalan kaki.

Sepengetahuannya, Nenek Rubingah tidak pernah mengambil sesuatu tanpa izin. Saat membutuhkan sesuatu, Rubingah selalu meminta baik-baik.

"Kalau ada keperluan mau minta apa selalu ngomong. Kemarin Saya baru rapat RT, bilang minta makanan, ya selalu bilang, nembung," jelasnya.

Setelah videonya viral, beberapa warga banyak yang datang untuk menemui Nenek Rubingah. Tidak sedikit mereka membawa bantuan.

Salah satunya adalah Eri (29), warga Desa Trireggo, Kabupaten Bantul. Ia datang untuk menengok Nenek Rubingah dan memberikan bantuan.

"Kita nengok seperti apa, ya sekaligus memberikan tali kasih lah. Ya prihatin (melihat kondisi rumah Rubingah), hidup sendiri juga," ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Wijaya Kusuma | Editor: Khairina, David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/23/08580061/kisah-nenek-rubingah-ditendang-karena-dituduh-mengutil-berawal-dari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke